Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M, Med. Ph menghadiri pelantikan
Pengurus IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Cabang Sintang Periode 2022-2025, pada
Sabtu, 6 Agustus 2022, di Hermes Sky Garden My Home Hotel Sintang. Menjabat
selaku Ketua IDI Kab. Sintang yakni dr. Bagus Zodiak Adibrata.
Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M.Med, PH, menghadiri secara langsung
pelantikan Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Sintang bertempat
di Hermes Sky Garden pada Sabtu Pagi 06/08/22.
Kegiatan kali ini turut dihadiri oleh Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Sintang
H. Senen Maryono, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang dr. Harysinto Linoh,
serta perwakilan IDI dari Kabupaten lain dan Organisasi Profesi lainnya.
Pada acara pelantikan kali ini, pengambilan sumpah/janji dipimpin langsung
oleh Ketua IDI Wilayah Kalimantan barat dr. Rifka. MM serta diikuti oleh
seluruh jajaran pengurus IDI Kabupaten Sintang.
Sementara itu Ketua IDI Kabupaten Sintang Periode 2022-2025 akan dipimpin
oleh dr. Bagus Zodiak Adibratha menggantikan dr. Achmad Eko Sugiri, Sp.PD yang
memimpin pada periode sebelumnya.
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) didirikan sekitar 62 tahun yang lalu ,
tepatnya pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI adalah satu-satunya organisasi
Profesi bagi dokter di seluruh wilayah Indonesia seperti yang termaktub dalam
Undang-Undang Praktek Kedokteran No.29 tahun 2004.
Organisasi kedokteran tersebut awalnya bermula dari perhimpunan yang
bernama Vereniging van lndische Artsen tahun 1911, dengan tokohnya adalah dr.
J.A.Kayadu yang menjabat sebagai ketua dari perkumpulan ini. Perkumpulan
tersebut kemudian berubah menjadi Vereniging van lndonesische Geneeskundige
atau disingkat VIG. Nama-nama seperti dr. Wahidin, dr, Soetomo dan dr Tjipto
Mangunkusumo ikut bergerak dalam bidang sosial dan politik di sini.
Pada tahun 1948 lahir perkumpulan dokter Indonesia yang berfungsi sebagai
organisasi perjuangan kemerdekaan. Dengan dasar semangat persatuan dan
kesatuan, akhirnya dua organisasi kedokteran tersebut meleburkan diri dan
membentuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pada 24 Oktober 1950, Dr. R. Soeharto
atas nama Pengurus IDI menghadap notaries R. Kadiman guna mencatatkan
pembentukan IDI yang disepakati berdasarkan Muktamar Dokter Warga Negara
Indonesia. Sejak saat itu tanggal tersbut ditetapkan sebagai ulang tahun IDI.
Organisasi ini hadir di berbagai wilayah di Indonesia. Sampai saat ini
anggota IDI berjumlah 74.502 Dokter yang tersebar di 32 Wilayah dan 343 Cabang.
IDI juga menaungi 35 Perhimpunan Dokter Spesialis (PDSp), 42 Perhimpunan Dokter
Seminat (PDSm), 1 Perhimpunan Dokter Pelayanan Kedokteran Tingkat Pertama
(PDPP), 2 Perhimpunan Dokter Penunjang Pengembangan Profesi Kedokteran (PDP3K)
dan 1 Perhimpunan Dokter Se-Okupasi (PDsO).
IDI bertujuan untuk memadukan segenap potensi dokter dari seluruh
Indonesia, menjaga dan meningkatkan harkat dan martabat serta kehormatan
profesi kedokteran, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran,
serta meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia untuk menuju masyarakat sehat dan
sejahtera.
Ikatan Dokter Indonesia disingkat IDI adalah organisasi profesi kedokteran
di Indonesia. IDI bertugas sebagai organisasi yang menaungi para dokter di
seluruh Indonesia. Organisasi ini berafiliasi dengan pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan RI.
Organisasi kedokteran awalnya bermula dari perhimpunan yang bernama
Vereniging van lndische Artsen tahun 1911, dengan tokohnya adalah dr.
J.A.Kayadu yang menjabat sebagai ketua dari perkumpulan ini.
Selain itu, tercatat nama-nama tokoh seperti dr. Wahidin, dr, Soetomo dan
dr Tjipto Mangunkusumo, yang bergerak dalam lapangan sosial dan politik.
Pada tahun 1926 perkumpulan ini berubah nama menjadi Vereniging van
lndonesische Geneeskundige atau disingkat VIG.
Pada masa dahulu dikenal 3 macam dokter Indonesia, ada dokter Jawa keluaran
sekolah dokter Jawa, ada Indische Arts keluaran Stovia dan NIAS serta ada pula
dokter lulusan Faculteit Medica Batvienis pada tahun 1927.
Dalam masa pendudukan Jepang (1943), VIG dibubarkan dan diganti menjadi
Jawa Isha Hōkokai. Hampir bersamaan berkembang pula Persatuan Thabib Indonesia
(Perthabin) cabang Yogya yang dianggap sebagai kelanjutan VIG masa tersebut.
Tidaklah mungkin bahwa Perthabin dan PDI sekaligus merupakan wadah dokter di Indonesia,
maka dicapai mufakat antara Perthabin dan Dewan Pimpinan PDI untuk mendirikan
suatu perhimpunan dokter baru. Dr. Soeharto berpendapat bahwa perkumpulan
dokter yang ada sejak 1911 telah rusak pada zaman kependudukan Jepang.
Selanjutnya digelar muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) di Deca
Park yang kemudian menjadi gedung pertemuan Kotapraja Jakarta. (sekarang telah
digusur) Sebanyak 181 dokter WNI (62 diantaranya datang dari luar Jakarta)
menghadiri Muktamar tersebut. Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo
(sekarang Prof.) terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.
0 Komentar untuk "IDI Kalbar Lantik Pengurus IDI Sintang, Bupati Sintang Hadir"