Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Dra. Yosepha Hasnah, M.Si, menghadiri
deklarasi Kampung Sayur dalam rangka percepatan penurunan stunting melalui
peningkatan konsumsi pangan bergizi bagi kelompok sasaran, yang dilaksanakan di
Desa Dak Jaya, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, pada Kamis, 23 Juni
2022.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Kepala Bappeda Sintang, Dinas Ketahanan
Pangan dan Perikanan Kabupaten Sintang, Tim Penggerak PKK Kabupaten Sintang
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Dra. Yosepha
Hasnah, M.Si, menyerahkan piagam penghargaan kepada Desa Dak Jaya sebagai
Kampung Sayur serta melakukan pembukaan plang nama Kampung Sayur.
Seusai menghadiri kegiatan deklarasi Kampung Sayur, Sekretaris Daerah Kabupaten
Sintang, Dra. Yosepha Hasnah, M.Si, melakukan peninjauan sekaligus melakukan
panen sayuran diwilayah Desa Dak Jaya, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten
Sintang, pada Kamis, 23 Juni 2022.
Dak Jaya adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Binjai Hulu,
Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Secara geografi Batas wilayah
Desa Dak Jaya berbatasan dengan wilayah sebagai berikut
yakni Utara Desa Binjai Hulu
dan Mensiku. Timur Desa Mensiku dan Ampar Bedang. Selatan Desa
Simba Raya.
Barat Desa Binjai Hilir.
Kuswadi, petani sayur asal Desa Binjai Hulu, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten
Sintang, mengakui hal tersebut. Ia menceritakan dinamika ekonomi yang dilalui
di desa tersebut, mulai dari masuknya pertanian, pertambangan, hingga perkebunan
sawit. “Pada tahun 1980-1987 kegiatan ekonomi masyarakat kami adalah bertani
padi dan sayuran namun karena dikelola dengan sistem yang masih sederhana belum
menggunakan teknologi dan pemupuk kan yang baik maka hasilnya belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari hari,” ungkap dia, kemarin.
Ketua Koperasi Produksi Rajawali Citra Nusantara ini menceritakan, sejak
tahun 1987 sektor tambang bergeliat di wilayah itu. Alhasil, para petani
kebanyakan beralih ke pekerjaan di sektor pertambangan emas ilegal. Mereka yang
terlibat adalah eks petani dan memutuskan menjadi buruh tambang. Namun
ternyata, menjadi buruh di sektor pertambangan juga tidak mencukupi kebutuhan
masyarakat sehari hari.
Lanjut dia, pada tahun 1997/1998, perkebunan kelapa sawit masuk ke wilayah
itu melalui PT Bonti Permai Jaya Raya (PT BPJ). Hingga tahun 2005, perusahaan
sawit anak perusahaan Lyman Agro tersebut membangun kebun kelapa sawit di
wilayah Binjai Hulu dengan menggunakan lahan inti dan lahan desa sebagai plasma
dengan pola Kredit Koperasi Primer Kepada Anggota (KKPA). Sejak saat itu, warga
desa beralih kegiatan, yang sebelumnya sebagai pekerja di pertambangan menjadi
karyawan di perusahaan tersebut, mulai dari tukang pancang, tukang tanam,
mandor, dan lain-lain.
“Kehidupan petani mulai membaik dan
tidak berpindah pindah pekerjaan,” tutur dia.
Dia melanjutkan, sejak tahun 2005, terjadi konversi lahan plasma KKPA
kepada petani sawit. KKPA sendiri merupakan pola kemitraan perusahaan inti dan
plasma dalam wadah koperasi untuk meningkatkan daya guna lahan petani peserta
dalam usaha meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para anggota melalui
kredit jangka panjang dari bank.
Sejak konversi lahan ini dilakukan,
perekonomian para petani dinilainya semakin membaik. Dalam satu bulan,
pendapatan petani mampu mencapai Rp3-10 juta per kapling atau per dua hektare,
dengan produksi 3-8 ton per bulan. Dengan pendapatan tersebut, petani dan
keluarganya tak hanya cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari, namun mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka ke
jenjang pendidikan tinggi.
Kesejahteraan yang dicapai petani itu tidak lepas dari hadirnya kelembagaan
petani. Menurutnya, secara kelembagaan, petani Plasma KKPA terhimpun dalam satu
wadah koperasi, yakni Koperasi Rajawali Citra Nusantara. Dari koperasi inilah,
anggota saling berbagi pengalaman untuk saling isi mengisi, saling asah, dan
saling asuh.
“Rajawali Citra Nusantara sendiri memiliki usaha pokok di sektor perkebunan
sawit plasma anggota usaha penunjang, di antaranya yaitu simpan pinjam, jasa
angkutan truk dan eksavator, sarana produksi pertanian, sembako, dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat yang di kelompok dalam bentuk klaster-klaster,”
tutur dia.
Dari sisi kebijakan, pihaknya berharap yang besar pola KKPA ini bisa
dijadikan sebagai pilihan utama oleh pemerintah dalam mengambil kebijakan di
sektor perkebunan kelapa sawit. Pola ini menurutnya telah terbukti mengangkat
ekonomi anggota menjadi lebih sejahtera.
“Kami berharap kelembagaan petani ini terus mendapat bimbingan,
pendampingan, dan pengawalan dari para pembina untuk menggiatkan dan memajukan
koperasi menjadi koperasi yang moderen, digital dan maju,” pungkas dia.
0 Komentar untuk "Kunjungi Desa Dak Jaya, Sekda Resmikan Kampung Sayur"