Bupati Sintang Hadiri dan Buka PKPNU dan SILATDA Warga NU Se Kalbar
Bupati Sintang, dr. H. Jarot Winarno, M. Med. PH di dampingi Kadiskominfo
Kab. Sintang, Kurniawan, S. Sos.,M.Si menghadiri sekaligus membuka kegiatan
Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) angkatan ke-II Kalimantan
Barat, sekaligus juga Silaturrahmi Daerah (Silatda) ke-1, di Halaman Pondok
Pesantren Darul Ma'arif Sintang, Jl. Akcaya III, Kec. Sintang, Sabtu pagi, 26
Februari 2022.
Kegiatan
PKPNU ini diikuti oleh 300 orang peserta yang berasal dari kabupaten/kota di
Kalbar.
Bupati Sintang yang diwakili oleh Kurniawan Kepala Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sintang menyampaikan selamat datang kepada seluruh
peserta PKPNU dan SILATDA se Kalimantan Barat di Kabupaten Sintang. “kami
percaya, kehadiran para peserta yang berasal dari seluruh kabupaten kota se
Kalimantan Barat ini, akan membawa kemajuan bagi Kabupaten Sintang sebagai tuan
rumah kegiatan. Kami senang, Kabupaten Sintang menjadi tempat kegiatan PKPNU
dan SILATDA. Kami memberikan apresiasi kegiatan ini, karena kegiatan ini sangat
relevan dengan visi Kabupaten Sintang yang ingin mewujudkan masyarakat yang
cerdas. Semoga pelatihan kader dan silaturahmi ini, menjadi salah satu upaya
kita mewujudkan masyarakat yang cerdas” terang Kurniawan
“Nahdlatul Ulama merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Pada
sensus tahun 2020, tercatat umat Islam di Indonesia berjumlah 86 persen. Dari
86 persen, ada 49 persen adalah warga nahdliyin. Artinya Nahdlatul Ulama merupakan organisasi yang
menjadi modal besar bagi kemajuan Indonesia dimasa yang akan datang. Apalagi
Nahdlatul Ulama mengusung spirit Islam Moderat” terang Kurniawan
“mensosialisasi moderasi beragama. Menampilkan Islam yang humanis, Islam
yang santun, Islam yang toleran, Islam yang bisa menerima pluralitas atas dasar
wawasan kebangsaan Indonesia. Maka, kita patut mendukung dan bersinergi dengan Nahdlatul Ulama termasuk di
Kabupaten Sintang ini. Tantangan ke depan, NU dan Indonesia secara keseluruhan
menghadapi 3 tantangan besar” terang Kurniawan
“tiga tantangan itu adalah, tahun 2045 dimana kita memasuki satu abad
kemerdekaan bangsa Indonesia, kita akan menikmati bonus demograpi yang harus
diisi dengan kader bangsa yang siap menghadapi tantangan jaman. Selanjutnya
menghadapi era digitalisasi, yang mana ada 72 persen masyarakat Indonesia yang
sudah terkoneksi dengan internet. Era digitalisasi ini menuntut semua anak
bangsa termasuk nahdliyin untuk dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
sebaik-baiknya dengan menekan
sebaik-baiknya dampak negatifnya” terang Kurniawan
“tantangan 5
tahun kedepan adalah menyongsong satu abad Nahdlatul Ulama ditahun 2026. NU tidak bisa
lagi hanya menonjolkan personalitas, NU harus mengembangkan identitas dan citranya
di tengah masyarakat. Oleh karenanya, kami mengajak warga NU di Kalimantan
Barat dan secara khusus di Kabupaten Sintang. Mari kita bekerjasama membangun
kader bangsa yang baik, humanis, toleran, berwawasan kebangsaan dan yang mampu menjaga NKRI” pesan Kurniawan