Menteri Sosial Tri Rismaharini menginstruksikan kepada seluruh jajaran di
lingkungan Kementerian Sosial untuk bergerak cepat mengantisipasi cuaca ekstrem
yang akhir-akhir ini terjadi. Curah hujan yang tinggi, membuat bencana terjadi
di sejumlah daerah serta menimbulkan kerugian materi dan korban jiwa.
Potensi bencana tidak hanya menimbulkan risiko terjadinya banjir, banjir
bandang, longsor, cuaca ekstrem, atau kekeringan. Namun juga bencana lain
seperti erupsi atau letusan gunung berapi dan juga retakan tanah sebagaimana
terjadi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
Mensos telah memobilisasi seluruh sumber daya, baik SDM maupun bantuan
logistik untuk mengatasi dampak bencana. Mensos memerintahkan para pejabat
Eselon I untuk turun langsung ke sejumlah daerah yang menjadi titik bencana, di
antaranya di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan sebagian Papua.
Kepada unit pelaksana teknis (UPT) yakni balai-balai milik Kemensos di
seluruh pelosok tanah air mendapat tugas menjadi penyedia buffer stock .
Sehingga, bantuan akan lebih cepat dimobilisasi ke titik-titik bencana. Berarti
pula, masyarakat terdampak bencana akan lebih cepat menerima bantuan.
Mensos juga meminta jajarannya berkoordinasi dengan instansi terkait, untuk
memetakan kawasan mana di tanah air yang rawan terhadap ancaman bencana.
Kawasan Pantai Selatan Pulau Jawa merupakan salah satu yang menjadi perhatian,
karena merujuk pada prakiraan Badan Meteorologi Klmatologi dan Geofisika (BMKG)
akan terjadi gelombang tinggi.
“Saya minta kawasan yang rawan bencana, bisa didirikan lumbung sosial
termasuk di Selatan Pulau Jawa. Kita tidak ingin terjadi bencana susulan.
Namun, bila itu terjadi, masyarakat yang terputus aksesnya, tidak akan
kelaparan,” kata Mensos dalam kunjungannya di Kabupaten Sintang, Kalimantan
Barat (07/12).
Mensos mengecek kondisi lumbung sosial di Sekretariat Badan Kerja Sama
Antar Daerah (BKAD), di dekat Kantor Kecamatan Tebelian, Kabupaten Sintang.
Mensos hadir didampingi Bupati Sintang Jarot Winarno, dan staf. Menjelang sore
hari, Mensos juga mengecek kesiapan lumbung sosiall di Kecamatan Tempunak,
Kabupaten Sintang.
Di Tempunak, Mensos mengecek bantuan yang pernah diberikan untuk mengatasi
dampak banjir. Kepada Mensos, Camat Tempunak Mariono menyatakan apresiasi dan
terima kasih. Bantuan alat penjernih air dari Kemensos dirasakan manfaatnya
bagi warga.
"Terima kasih kepada Ibu Mensos. Alat penjernih air ini sangat
membantu Karena sulit mendapatkan air bersih saat banjir tiba. Malam kami
saring, pagi airnya sudah bisa dikonsumsi," kata Mariono.
Lumbung sosial menjadi kebijakan umum Mensos sebagai salah satu upaya
membantu kelangsungan hidup masyarakat terdampak bencana. Lumbung sosial
didirikan di sejumlah daerah rawan bencana.
"Lumbung sosial tidak hanya berisi kebutuhan logisitik, makanan, namun
juga beberapa kebutuhan yang menopang kelangsungan kehidupan sosial masyarakat
terdampak bencana," kata Mensos.
Saat terjadi bencana di Sintang, misalnya, pernah sampai satu bulan
setengah dalam kondisi darurat karena mengalami mati lampu. "Maka di
lumbung sosial tersebut tidak hanya berisi bahan makanan. Namun bisa berupa
genset, bahan bakar, perahu karet, penjernih air, pompa air, tenda, selain juga
bahan kebutuhan pokok," katanya.
Dimana lumbung sosial didirikan, akan sangat tergantung dari kondisi
geografis dan kebutuhan daerah. Oleh karena itu, kata Mensos, pendekatannya
bukan administratif melainkan lebih ke kondisi geografis.
0 Komentar untuk "Bangun Lumbung Sosial di Kecamatan, Mensos Ingin Antisipasi Bencana Banjir "