Pelaksana Harian Bupati Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si menerima Bantuan
Program Sosial dari Bank Indonesia (PSBI) Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat
di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang pada Rabu, 6 Oktober 2021.
Usai menerima secara simbolis bantuan tersebut, Pelaksana Harian Bupati
Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si langsung menyerahkan Bantuan sosial berupa
Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) kepada Ibu Margareta Pauline Lanti Ketua Kelompok
Wanita Prakarya Desa Umin Jaya.
Pelaksana Harian Bupati Sintang Yosepha Hasnah menyampaikan sangat senang
mendapatkan kunjungan langsung dari Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan
Barat.
“kami atas nama Pemerintah Kabupaten Sintang dan para pengrajin tenun
sangat berterima kasih atas bantuan dan program dari Bank Indonesia. Kelompok
penenun di Kabupaten Sintang ada di beberapa desa yang terus produktif dalam
membuat kain tenun. Ibu-ibu pengrajin biasanya mulai menenun pada sabtu minggu, hari lainnya mereka ke ladang,
menoreh karet. Bahkan malamnya pun mereka ada yang menenun. Mereka banyak
menggunakan pewarna alami dari daun-daun dan pewarna kimia” terang Yosepha
Hasnah
“dalam hal motif juga sudah mulai ada inovasi dari ibu-ibu penenun. Dalam
hal menenun, ibu-ibu disana sudah pandai. Namun, yang perlu pendampingan juga
dalam hal kreasi warna dan motif yang disukai masyarakat perkotaan. Kepada
ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Prakarya Desa Umin Jaya agar serius mengikuti
arahan dari Bank Indonesia supaya ke depan bisa mandiri dan sukses” terang Yosepha
Hasnah
“tenun tidak hanya dalam bentuk kain dan diubah menjadi pakaian, tetapi
bisa dibentuk menjadi dompet, tas dan sarung handphone dan yang lainnya. Pak
Kades bisa mengatur penggunaan Alat Tenun Bukan Mesin yang dibantu oleh Bank
Indonesia. Supaya 149 orang pengrajin tenun bisa menggunakan ATBM ini” terang
Yosepha Hasnah
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat Agus Chusaini
melihat komitmen Pemkab Sintang sudah sangat baik dalam memperhatikan
pengembangan tenun ikat yang dibuktikan dengan produksi dan kegiatan tenun
terus meningkat.
“Bank Indonesia memiliki program Program Sosial dari Bank Indonesia atau
PSBI. Program ini merupakan program nasional, dan kami di Kalimantan Barat,
mencoba membantu pengembangan tenun ikat. Kami ingin meningkatkan perekonomian
masyarakat secara menyeluruh. Mulai dari produksi sampai pemasaran. Biasanya
UMKM ada masalah di keuangan, kami bantu dalam edukasi keuangan. Maka kami
latih para pengrajin dalam pengelolaan keuangan” terang Agus Chusaini
“untuk Kelompok Wanita Prakarya Desa Umin Jaya ini, kami bantu dengan
bantuan sosial berupa Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), peralatan pendukung dan
perlengkapan produk. Bantuan ini diharapkan kegiatan produksi tenun bisa
meningkat. Kami juga bantu soal pemasaran kain tenun, bahkan kami sudah siapkan
desain pakaian yang akan menggunakan bahan dasar kain tenun” tegas Agus Chusaini
“kami juga minta ada campur tangan Pemkab Sintang dalam membantu
meningkatkan pemasaran kain tenun ini. Misalnya mewajibkan ASN Pemkab Sintang
untuk menggunakan kain batik yang menggunakan bahan dasar tenun ikat. Dengan
meningkatnya permintaan, maka para pengrajin akan lebih semangat. Kita perlu
belajar di Jawa soal penghargaan atas para pengrajin, disana dalam seminggu
tiga kali ASN memakai pakaian batik khas daerah yakni selasa, kamis dan jumat.
Dulu pengrajin batik hampir ounah, tetapi setelah ada kebijakan pemerintahnya,
akhirnya kain batik di Jawa sangat bergairah kembali. Sama dengan pakaian lurik
yang dulu dilupakan sekarang naik daun lagi. Mungkin kebijakan ini bisa
direplikasi oleh Pemkab Sintang sehingga kalau berhasil, kabupaten lain bisa
mengikuti” harap Agus Chusaini
“saya berharap suatu saat bisa langsung bertemu dengan ibu-ibu penenun di
Umin Jaya, selamai ini hanya tim kami saja yang sudah kesana. Kami ke depan
bahkan akan memamerkan kain tenun, melaksanakan fashion show kain tenun dan kegiatan lain. Saya pernah bertemu Ibu
Lismaryani Sutarmidji, Istri Gubernur Kalimantan Barat saat melakukan
pengembangan tenun Sambas. Beliau bilang, di Sintang juga kain tenun nya bagus
dan boleh dibantu pengembanganya. Saya jawab siap saja saat itu. Kami sudah
melakukan survey, dan penenun dari Umin Jaya yang kami pilih dan akan kami
dampingi 3 sampai 5 tahun sampai berhasil. Semoga setelah 3 tahun sudah bisa
mandiri” terang Agus Chusaini
“tahun 2022 kami sudah mulai bergerak ke pengembangan tenun yakni pembuatan
baju berbahan dasar tenun. Desainnya kami siapkan nanti. Sambil kita
mempertimbangkan usulan pembangunan Rumah Tenun tadi. Kalau untuk UMKM, kami
memang semangat dalam membantu” tambah Agus Chusaini
Turut hadir dalam acara tersebut jajaran Bank Indonesia Perwakilan
Kalimantan Barat, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah
Kabupaten Sintang Yustinus J, S. Pd. M.A.P, Kepala Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sudirman, S. Sos, M. Si, Kepala
Desa Umin Jaya Hamir Matius dan Ibu Anastia Astuti Pengurus Kelompok Wanita Prakarya Desa Umin Jaya.
0 Komentar untuk "BI Kalbar Bantu Pengembangan Tenun Ikat, Ini Yang Disampaikan Plh Bupati Sintang"