Bupati
Sintang dr. H. Jarot Winarno, M.Med.PH didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten
Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan
Kegiatan Pembangunan Tahun Anggaran 2021 Kabupaten Sintang di Pendopo Bupati
Sintang, Senin (25/01/2021) pagi. Rapat ini dibuka oleh Kepala Bappeda
Kabupaten Sintang Kartiyus, SH, M.Si.
Mengawali
kegiatan itu, Kartiyus mengungkapkan bahwa saat ini IPM Kabupaten Sintang
berada pada 7 besar IPM tertinggi, namun masih berada di bawah IPM Provinsi
Kalimantan Barat. “Kabupaten Sintang merupakan IPM kelompok Sedang” tambahnya.
“Hingga
agustus 2020, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Sintang berada pada
posisi ke-6 terbesar di Kalimantan Barat.
Namun, Persentase kemiskinan kabupaten Sintang pada maret 2020
sebesar 9,27% atau menurun 0,38%
dibandingkan maret 2019. Kondisi ini belum menggambarkan dampak pandemi
COVID-19.” Ungkap Kartiyus.
”PDRB per
kapita Kabupaten Sintang tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 8,08%
dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita Kabupaten Sintang juga
mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Pada Desember 2020 terjadi inflasi
sebesar 0,98 di Kabupaten Sintang. Gini Ratio pada tahun 2020 sebesar 0.26”
ungkap Kartiyus.
Kartiyus
juga mengungkapkan bahwa Prioritas Pembangunan Tahun 2022 yaitu Peningkatan
Pelayanan Kesehatan, Peningkatan Infrastruktur, Peningkatan Sumber Daya
Manusia, Pemulihan Ekonomi dan Sintang Berkelanjutan.
“Dalam
rangka peningkatan pelayanan kesehatan terdapat 2 program yaitu Program
Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan Dan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Program
Pembinaan Keluarga Berencana (KB)” ungkap Kartiyus.
Sedangkan
untuk Peningkatan Infrastruktur, Kartiyus mengungkapkan terdapat 7 (tujuh)
program di dalamnya yaitu Program Penyelenggaraan Jalan, Program Pengelolaan
Sumber Daya Air (SDA), Program Pengembangan Permukiman, Program Pengelolaan Dan
Pengembangan Sistem Drainase, Program Penyelenggaraan Lalu Lintas Dan Angkutan
Jalan (LLAJ), Program Pengembangan Sistem Dan Pengelolaan Persampahan Regional
dan Program Pengelolaan Dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Untuk
Peningkatan Sumber Daya Manusia terdapat 4 program yaitu Program Pengembangan Kebudayaan,
Program Pelestarian Dan Pengelolaan Cagar Budaya, Program Pengelolaan
Pendidikan, dan Program Pelatihan Kerja Dan Produktivitas Tenaga Kerja.
“Selain
itu, Untuk Pemulihan Ekonomi terdapat 10 program, yaitu Program Pengembangan
UMKM, Program Penyediaan Dan Pengembangan Sarana Pertanian, Program Penyediaan
Dan Pengembangan Prasarana Pertanian, Program Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi
Untuk Kedaulatan Dan Kemandirian Pangan, Program Pengelolaan Perikanan
Budidaya, Program Peningkatan Daya Tarik Destinasi Pariwisata, Program
Pengembangan Ekonomi Kreatif Melalui Pemanfaatan Dan Perlindungan Hak Kekayaan
Intelektual, Program Peningkatan Sarana Distribusi Perdagangan, Program
Pengembangan UMKM, dan Program Pemberdayaan Usaha Menengah, Usaha Kecil, Dan Usaha
Mikro (UMKM)” ungkap Kartiyus.
“Sedangkan,
untuk Sintang Berkelanjutan terdapat 5 program yaitu PROGRAM Pengendalian
Pencemaran Dan/Atau Kerusakan Lingkungan Hidup, Program Pengelolaan
Persampahan, Program Penanggulangan Bencana, Program Informasi Dan Komunikasi
Publik, dan Program Penyelenggaraan Penataan Ruang” tutupnya.
Pada
kesempatan itu, Jarot mengatakan bahwa tema RKPD tahun 2022 adalah “Peningkatan
Pelayanan Kesehatan, Infrastruktur Dan Sumber Daya Manusia Dalam Percepatan
Pemulihan Ekonomi Menuju Sintang Yang Berkelanjutan”. “Tahun 2022 adalah tahun
pertama RPJMD 2022 -2026, beruntung visi misi bupati sama dengan yang lalu,
bedanya terminologi masyarakat sintang yang maju kita tambah dengan lestari,
berkelanjutan” ungkap Jarot.
Jarot juga
mengungkapkan bahwa Tema besar tahun ini dan tahun depan itu masih sama, yaitu
menjaga sintang dari corona melihat pandemi covid-19 belum juga berakhir.
“Sektor kesehatan masih mendapat prioritas” tambah Jarot.
“Kita
harus mulai berpikir untuk memulihkan pembangunan infrastruktur, tujuannya agar
ekonomi di pedesaan tumbuh, kegawatdaruratan kita atasi, supaya konektivitas
pedalaman-pedalaman baik dalam rangka memberikan bantuan karena corona,
putusnya akses, dan logistik yang
kurang, dapat segera diatasi. Proyek pemerintah kita butuhkan sebagai pemompa
utama ekonomi di pedesaan” ungkapnya.
Selain itu
Jarot juga mengungkapkan bahwa Pada tahun 2019, perekonomian Kabupaten Sintang
mengalami perlambatan. Tiga kelompok terbesar penyusun struktur ekonomi
Kabupaten Sintang adalah sektor pertanian, perdagangan dan konstruksi.
“Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sintang saat ini minus, namun diantara
minusnya pertumbuhan ekonomi, terdapat 4 sektor yang masih positif tumbuh yaitu
sektor yang berkaitan dengan komunikasi, sektor pertanian dan perkebunan,
sektor yang berkaitan dengan dana-dana pemerintah & sektor kesehatan”
tambahnya.
Pada
kesempatan itu juga, Dra. Yosepha Hasnah, M. Si mengingatkan agar dalam
penyusunan RPJMD khususnya untuk periode kedua,
Bapenda dapat berkoordinasi dengan inspektorat dan bagian organisasi.
“Sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan periode kemarin masih sangat kurang,
namun ada beberapa opd yang mengalami peningkatan yaitu inspektorat, BKPSDM,
SETDA, Dinas Pemdes & BPKAD, diluar itu nilainya masih CC. OPD harus
mempelajari konsistensi perencanaan program kegiatan masing-masing &
pelaksanaannya” tambahnya.
Yoshepa
juga mengingatkan agar kepala OPD mengecek SK PPTK sesuai dengan APBD
perubahan. “Tahun 2020 kita mengalami
recofusing dan perubahan penjabaran sebanyak 9 kali,itu berdampak pada nilai
kegiatan. Saya mohon kepada kepala OPD
untuk mengecek apakah SK PPTK sudah direvisi menyesuaikan dengan APBD
perubahan” ungkapnya.
Selain itu
Yosepha juga mengingatkan kepada OPD Kabupaten Sintang untuk melaporkan LHKPN
dan LHKASN. “Untuk kewajiban sebagai PNS, saya ingatkan agar jangan lupa untuk
melaporkan LHKPN & LHKASN” tutupnya.
turut
hadir pada kegiatan ini Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat
Daerah Kabupaten Sintang, Yustinus Jukardi, S.Pd. M.AP dan unsur OPD lainnya.