Jumat, 04 September 2020
Published:
Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M.Med.PH menghadiri upacara pelantikan
pengurus cabang Generasi Berencana Kabupaten Sintang masa bhakti 2020-2022
sekaligus membuka Jambore Genre Sintang Tahun 2020 di Pendopo Rumah Jabatan
Bupati Sintang, Selasa (01/09/2020) pagi.
Pada kesempatan itu Jarot mengatakan bahwa saat ini banyak permasalahan
pernikahan dini. “Saat ini jika dari 1000 wanita yang berumur 15-19 tahun
terdapat 48 diantaranya sudah memiliki anak, hal ini tentu mengejutkan. Selain
itu, permasalahan terkait NAPZA juga kerap terjadi pada remaja” ungkapnya.
Jarot pun berharap remaja-remaja di Kabupaten Sintang nantinya dapat
menjadi generasi penerus yang memimpin Kabupaten Sintang. Namun, hal itu akan
tercapai kalau sejak dini sudah merencanakan masa depan. “Untuk menjadi
pemimpin di masa yang akan datang maka jauhi seks bebas, pernikahan dini dan
NAPZA” tambahnya.
Pada kesempatan itu pula, Jarot berpesan agar dijauhkan dari
tindakan-tindakan yang menimbulkan masalah,
sebaiknya remaja Sintang melakukan kegiatan-kegiatan yang positif seperti bergabung di klub olahraga,
kesenian atau budaya, selain itu remaja Sintang juga harus mengendalikan diri
dari peer pressure agar tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif dan remaja
Sintang juga harus membangun kepercayaan diri. “Banyak prestasi yang ditorehkan
Sintang di tingkat Nasional maupun Internasional, banyak juga remaja Sintang
yang saat ini sudah sukses, ada yang menjadi dokter maupun ahli IT. Jadi kalian
harus percaya diri, yakin pada diri sendiri” tambahnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Tenny C. Soriton, S.Sos, MM pada
kata sambutannya mengatakan bahwa Perkembangan dunia yang kian mengglobal,
menjadikan perubahan-perubahan besar terhadap perilaku remaja, namun perubahan
tersebut lebih cenderung mengarah pada kegiatan negatif dibanding positifnya.
“Masalah remaja yang timbul biasanya berkaitan dengan masalah seksualitas
seperti Hamil di luar nikah dan aborsi,
AIDS, penyalahgunaan Napza dan sebagainya. Remaja dalam kondisi ini tentu saja
membutuhkan penanganan serta informasi seluas-luasnya mengenai kesehatan
reproduksi, pentingnya menata masa depan dengan baik lewat meninggalkan
perilaku yang tidak bermanfaat dan merusak masa depan remaja itu sendiri” tambahnya.
Tenny mengatakan bahwa Sebagai calon pasangan yang akan berkeluarga dan
sebagai calon orangtua, remaja perlu dipersiapkan agar memiliki perencanaan
kehidupan berkeluarga. Data BPS tahun 2019 menunjukkan bahwa kasus perceraian
tertinggi karena perselisihan dan pertengkaran terus menerus dan menimpa
kelompok usia 20-24 tahun dengan usia pernikahan belum genap lima tahun.
Tingginya angka perceraian pada kelompok tersebut sebagai akibat pernikahan
yang dilakukan pada usia muda sehingga belum siap dalam menjalani kehidupan
berkeluarga.
“Menyadari ini, BKKBN sebagai wakil pemerintah yang bertanggung jawab
menjalankan program Proyek Prioritas Nasional Penyiapan Perencanaan Kehidupan
Berkeluarga bagi Remaja suatu program
yang memfasilitasi remaja agar belajar memahami dan mempraktikan perilaku hidup
sehat dan berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan
Generasi Berencana yang siap nikah” ungkap Tenny.
Tenny menjelaskan bahwa Program Generasi Berencana (Genre) merupakan
program yang mengajak generasi remaja supaya merencanakan empat hal dalam
hidupnya. Program yang diintegrasikan dengan rencana pembangunan nasional ini,
mengarahkan remaja-remaja untuk merencanakan; Pendidikan, Pekerjaan, Pernikahan
dan jumlah anak setelah berkeluarga. “Melalui program ini, generasi muda
khususnya perempuan–disarankan menikah pada jenjang usia di atas 21 tahun.
Selain merencanakan pernikahan, kaum remaja diharapkan juga merencanakan
pendidikan dan pekerjaan. Setelah berkeluarga, pasangan remaja juga disarankan
untuk merencanakan jumlah anak. Untuk mewujudkan 4 hal tersebut, ada tiga
langkah yang harus dilakukan. Pertama; Menikah di atas usia 21 tahun, Kedua;
Jangan berhubungan seks sebelum menikah dan Ketiga; Menghindari narkoba beserta
zat-zat adiktif lainnya”tutupnya.
Turut hadir pada kegiatan ini Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Sekretariat Daerah Yustinus. J, S.Pd., M.A.P., Kepala Dinas Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sintang Drs. Maryadi,
M.Si., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang dr, Harysinto Linoh, MM.,Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang Drs. Lindra Azmar, M.Si.,
unsur-unsur OPD Kabupaten Sintang dan PIK Remaja Kabupaten Sintang.
Thanks for reading Hindari Seks Bebas, Pesan Bupati Sintang Saat Buka Jambore Genre Sintang 2020 | Labels:
sintang
0 Komentar untuk "Hindari Seks Bebas, Pesan Bupati Sintang Saat Buka Jambore Genre Sintang 2020"