Senin, 07 September 2020
Published:
Bupati
Sintang dr. H Jarot Winarno melauncing Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar
(Bahan Olahan Karet) yang di laksanakan di halaman Desa Suka Jaya Kecamatan
Tempunak pada hari Jum'at pagi (4/9/2020)
Turut
hadir pada acara ini Asisten 2 Bidang Perekonomian dan pembangunan sekretariat
Daerah Kabupaten Sintang, Yustinus J,kepala dinas pertanian perkebunan Elisa
Gultom,Forkopimcam Kecamatan Tempunak serta tamu undagan lain nya rekan rekan
Asosiasi Karet Indonesia
Bupati
Sintang dalam sambutan nya,karet merupakan komoditas unggulan kita di kabupaten
sintang "ketika saya menjadi wakil Bupati tahun 2005,Take Line dari
program kita yaitu Jakarta Selatan (Jalan, Karet Tanaman Pangan, sekolah, dan
kesehatan) sejak saat itu sudah kita dorong
masyarakat melalui kelompok tani untuk menanam karet unggul, hingga
sampai hari ini sudah terdata sebanyak 91000 hektar karet unggul yang sudah
tertanam,tapi ada juga karet alam,ada yang menanam dari bibit Lebau namanya,ada
juga karet karet tua yang ada di PTP 13 jetak ungkap Bupati,
Bupati
mengatakan lagi, yang menjadi masalah kita saat ini adalah untuk penetapan
jarga TBS nya pemerintah tidak terjun langsung untuk mengatur harga penjualan
karet dan sahang "berbeda dengan sawit kata Bupati, sebab pemerintahan
ikut campur tangan tentang penetapan harga TBS nya,
"Saat
ini pemerintah cukup prihatin dengan harga karet yang turun naik membuat kita
berpikir dari pemerintah kabupaten untuk menyiapkan dana sekitar 2 miliar untuk
menampung jaga - jaga kalau ada petani
yang tidak mampu menampung, Kata Bupati,
“Tapi
pada saat ini sudah lumayan lah harga nya sudah agak naik" paling tidak
ukuran harga perkilo saat ini sama dengan harga beras atau gula perkilo
lah,tambah Bupati,
Sekarang
kita berpikir bagaimana mengatasinya,tentu ini mengacu kepada kualitas barang
atau rantai suplay nya (pembelinya) tidak terjerat dengan karpel, atau toke
pengepul jangan sampai mematok harga.
"Niat
dari UPPB ini adalah untuk mempertemukan antara karet kelompok tani yang
berkualitas dengan beberapa calon pembeli kemudian di lelangkan untuk harga
tertinggi,maka terjual lah,namun dengan mutu dan kualitas yang bagus sehingga
harga jual juga tinggi,kata Bupati,
Kata
Bupati, Idealnya rata - rata setiap hamparan 100 hektar karet paling tidak
harus ada 1 UPPB nya, mungkin di sintang ini yang pertama,patut kita hargai ide
dari kepala dinas pertanian dan
perkebunan Elisa Gultom ini, kita dirikan satu dulu,dengan harapan bisa kita
kembangkan dari kelompok tani yang lain,
Berbagai
cara di tempuh oleh pemerintah saat ini,dari kementrian pekerjaan umum sebesar
100 miliar untuk ikut interpensi harga pasar,dengan maksud, di provinsi sentral
penghasil karet kementerian pu harus membeli karet dari rakyat, paling tidak
mekanisme nya dari kementrian PU ikut lelang dan membeli dengan harga yang agak
tinggi,
Harapan
kita semua mudah mudahan karet kita ini berkualitas dan harga yang baik,
Branding harus kita buat agar kualitas karet nya terjamin,seperti saat ini ada
karet kita dari mentebah dan ketungau harga lebih tinggi,ini lah peranan UPPB
untuk menjembatani antara kualitas karet dari kelompok tani dengan harga jual
dengan harga tertinggi,
Berbagai
negosiasi oleh pemerintah ikut serta
dalam meningkatkan kualitas karet rakyat,mempasilitasi serta mendorong
petani karet lebih semanggat lagi
"Mari
UPPB Aboh Kita Bersatu ini kita jadikan laboratorium,jadikan percontohan,dan
Reflikasi untuk mensejahtrakan petani di Kabupaten Sintang,Tegas Bupati
Kepala
Dinas Pretanian Dan Perkebunan Elisa Gultom mengatakan, Dalam upaya
mengembangkan perkebunan berkelanjutan kita dari dinas pertanian dan perkebunan
menyediakan fasilitas bagi pekebun karet dan pengusaha karet di kabupaten
sintang, melalui UPPB sebagai pusat pengeolahan,perbaikan mutu dan layanan
Bokar di Sintang
"kita
sudah melihat berbagai permasalahan yang berkaitan dengan mutu dan harga
komoditi karet di kabupaten sintang ini, maka keberadaan UPPB ini di harapkan
mampu memperbaiki peningkatan kualitas karet, kapasitas pelayanan,secara cepat
tepat sasaran tidak kalah penting lagi harga jual yang memadai,ungkap Gultom,
Dengan
adanya UPPB ini kita akan meningkatkan posisi tawar antara pekebun dengan
pengusaha perkebunan dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan
pekebun,produksi serta mutu komoditi yang dihasilkan,juga dapat meningkatkan
ketersediaan bahan baku produk karet dan perkebunan berkelanjutan,tambah Gultom
Kabupaten
Sintang pada tahun 2019 sudah memiliki kebun karet seluas 99,899 hektar,yang
terbagi menjadi tanaman belum menghasilkan,32,375 hektar,tanaman yang sudah
menghasilkan 59,059 hektar, juga ada tanaman tua/tanaman rusak tidak produktif
8,465 hektar dengan jumlah petani 50.000 kepala keluarga sedangkan produksi
yang di hasilkan pertahun nya pada tahun 2019 mencapai 39,274 Ton Pertahun,
dengan tingkat produktifitas rata rata 665 kilo perhektar nya
Gultom
menambahkan,jelas hasil ini cukup memuaskan akan tetapi permasalahan yang kita
hadapi sekarang mengenai tingkat harga jual komoditi yang dirasakan masih
kurang memuaskan bagi para pekebun karet,kata nya
Melalui
UPPB ini para pekebun secara berkelompok di harapkan mengolah bahan karet
menjadi produk karet yang sesuai dengan standar nasional indonesia dengan bahan
olah karet baik dalam bentuk lateks, lump,slab dan sheet anggin,paling tidak
mampu meningkatkan kandungan kadar kering dan kebersihan dengan perbaikan mutu
yang baik pula
Pesan
Gultom,kepada pengelola UPPB kelompok tani Aboh Kita Bersatu dapat mengelola
secara baik "kami dari Dinas pertanian dan perkebunan terus memberikan
dukungan dengan terbentuk nya UPPB ini juga,diharapkan muncul UPPB -UPBB lain
di kabupaten sintang ini.
Thanks for reading Bantu Petani Karet, Pemkab Sintang Bangun Unit Pengolahan Karet Bokar di Desa Suka Jaya | Labels:
sintang
0 Komentar untuk "Bantu Petani Karet, Pemkab Sintang Bangun Unit Pengolahan Karet Bokar di Desa Suka Jaya"