Dihadapan Mendagri, Gubernur Kalbar Serahkan Kunci Mobile PCR

Dihadapan Mendagri, Gubernur Kalbar Serahkan Kunci Mobile PCR


Pemerintah Kabupaten Sintang kini memiliki laboratorium pengujian spesimen swab covid-19, yakni Mobile Combat PCR Covid-19 yang tiba pada Senin 20 Juli 2020. Pengadaan mobil combat PCR  seharga 5 miliyar lebih ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sintang dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

Mobile Combat PCR ini di serahkan secara simbolis oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji kepada Bupati Sintang Jarot Winarno, yang di saksikan langsung oleh Menteri Dalam Negeri RI H. Muhammad Tito Karnavian, di sela-sela acara rapat persiapan Polkada Serentak tahun 2020 dan pengarahan kepada Gugus Tugas Covid-19 di Provini Kalbar, yang di laksanakan di Ballroom Hotel Aston, Jl. Gajah Mada, Pontianak, Minggu (19/7/2020).

Usai acara tersebut, saat di wawancarai awak media, Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan dalam penangan pandemi covid-19 saat ini, pemerintah tidak boleh menyalahkan masyarakat, namun pemerintah itu harus berbuat atau melakukan langkah-langkah yakni TTI (test, telusur dan isolasi).

"nah untuk TTI tadi, tidak mungkin kita hanya mengandalkan rapid test, karena banyak sekali kontroversial soal rapid testkan. Kita harus ada Polymerase chain reaction atau pcr"kata Jarot.

Oleh karena itulah, tegas Jarot, Pemkab Sintang berinisiatif membeli sendiri mobile combat pcr, yang dibantu oleh Pemprov Kalbar. Selain di gunakan Kabupaten Sintang, Mobile pcr ini juga akan di gunakan untuk uji swab covid-19 empat kabupaten lainnya di wilayah timur kalbar, seperti Sanggau, Sekadau, Melawi dan Kapuas Hulu agar mempercepat proses penanganan covid-19 sehingga tidak perlu lagi harus mengirim spesimen ke Pontianak atau Jakarta yang biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya.

"Mobile pcr ini kabupaten sintang beli sendiri, di bantu pemprov kalbar, dan mendagri sangat mengapresiasi"ucap Jarot.

Sementara itu di tempat terpisah, Kadis Kesehatan Kab. Sintang Harysinto Linoh saat di jumpai pada Senin (20/7/2020) di Dinas Kesehatan Kab. Sintang, mengatakan kedatangan mobile combat PCR ini merupakan kabar gembira bagi masyarakat Kabupaten Sintang, sehingga spesimen swab covid-19 sudah bisa diuji di Kabupaten Sintang dan tidak perlu lagi mengirim ke Jakarta atau Pontianak.

"Harga mobil pcr ini saja beserta alat di dalamnya seharga 3,9 milyar, reagennya itu 1,7 miliyar, total-totalnya habis 5 milyar lebihlah. Jadi mobil ini sangat berhargalah bagi masyarakat Kabupaten Sintang"ungkap Sinto.

Sinto menjelaskan, dengan menggunakan mobile combat pcr ini, warga yang berdasarkan hasil rapid test reaktif langsung di swab. Kemudian di proses ujilab, dan hasil nya pun bisa langsung di ketahui pada hari itu juga. "teorinya memang keluar hasilnya dalam waktu 40 menit, tapi kan kita masih masa penyesuaian, pokoknya pada hari yang sama hasil swabnya bisa keluar"jelas Sinto.

 

"mobile pcr ini punya kapasitas untuk memeriksa sampai 500 swab dalam satu hari, tim sudah kita siapkan, dokter-dokter yang bertanggung jawab untuk swab ini juga sudah kita siapkan, kita berdoa mudah-mudahan tidak ada kendala"tambah Sinto.

Untuk SDM uji swab Mobile Combat  PCR ini di jelaskan Sinto, sudah di tunjuk atau di tentukan pihaknya yakni, dua dokter specialis patologi klinik dari RSUD Ade M. Djeon Sintang, Dokter Umum Dinas Kesehatan, dan tenaga analis dari RSUD Ade M. Djoen Sintang dan Labkesda Kab. Sintang.

Kemudian terang Sinto, penggunaan mobile combat PCR saat ini sementara di prioritaskan untuk tracing kasus yang sudah di nyatakan reaktif berdasarkan rapid test.

"tapi tidak menutup kemungkinan nanti akan di gunakan juga untuk masyarakat yang atas keiginan sendiri melakukan swab. Sementara ini kita gunakan untuk tracing masyarakat yang reaktif rapid test"beber Sinto.

Sinto pun berharap dengan adanya mobile combat pcr ini dapat lebih mempercepat penghentian penyebaran covid-19 di Kabupaten Sintang. Untuk itulah ia meminta masyarakat tidak perlu takut jika di swab.

"Kita harus berani untuk memastikan diri kita aman, keluarga kita aman dan lingkungan sekitar kita juga aman. Ayo kita berani swab untuk menghentikan penyebaran covid-19 di Kabupaten Sintang. Jangan kalah lawan corona"ajak Sinto.

Kemudian Sinto menceritakan, bahwa pengadaan mobil combat PCR ini memang memakan waktu yang cukup lama, hal itu dikarenakan peralatannya harus di instal dan di test atau diuji terlebih dahulu apakah pemeriksaan hasilnya akurat apa tidak, sehingga itulah baru proses pengiriman dari Jakarta, dan sudah tiba di Sintang pada Senin ini.

"Tidak ada kata terlambat, walaupun kasus positif kita sudah nol, tapi tetap kita harus menemukan apakah masih ada yang positif berkeliaran di tengah-tengah masyarakat, kita cari lagi. Kalau memang ada yang positif kita angkut, kita isolasi. Test, telusur dan isolasi, itu langkah kita. Jadi masyarakat tidak perlu takut, sehingga waktu penanganannya akan lebih cepat"ujar Sinto.

Selain itu, Sinto menerangkan bahwa, pihaknya juga akan menerima ujilab spesimen swab dari 4 Kabupaten lain seperti Sanggau, Sekadau, Melawi dan Kapuas Hulu. Namun saat ini masih di prioritaskan untuk spesimen di Kabupaten Sintang, karena masih tahap melatih SDM mobile combat PCR.

"Nanti kita buat aturan bagaimana 4 kabupaten lain itu mengirim spesimen kepada kita. Sudah ada beberapa kabupaten yang koordinasi, karena mobil kita baru datang, melatih staf dulu, kita running dulu, sudah berjalan lancar, baru kita buka untuk kabupaten lain"ujar Sinto lagi.

"Mobile pcr ini juga untuk mendukung dan mengsukseskan  pilkada yang sehat, sesuai dengan semboyan kita, pilkada sehat, rakyat berdaulat"tutup Sinto.


Asisten Ekbang Tegaskan Perbup 18 Hanya Lindungi Peladang

Asisten Ekbang Tegaskan Perbup 18 Hanya Lindungi Peladang



Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M. Med.  PH yang diwakili oleh Yustinus J, S. Pd. M.A.P Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang memimpin pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Bupati Sintang Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Tata Cara  Pembukaan Lahan Bagi Masyarakat di Kabupaten Sintang khusus untuk wilayah Kecamatan Ketungau Hulu di Gedung Serbaguna Desa Senaning pada Senin, 20 Juli 2020. 
Bertindak sebagai pemberi materi sosialisasi adalah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sintang Martin Nandung, S. Sos, M. Si dan dihadiri oleh anggota Forkopimcam, perwakilan perusahaan perkebunan, tokoh adat, tokoh masyarakat dan 29 Kepala Desa serta Ketua BPD di Kecamatan Ketungau Hulu.
Yustinus J Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang menjelaskan bahwa Perbup ini merupakan turunan dari Undang-undang, Peraturan Menteri, dan Perda. 
"Kami ingin melindungi para peladang di Kabupaten Sintang. Perbup ini juga sudah didukung oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang mana sudah ada Peraturan Gubernur Kalimantan Nomor 103 Tahun 2020 tentang Pembukaan Areal Lahan Pertanian Berbasis Kearifan Lokal yang sudah di teken Gubernur Kalimantan Barat pada 16 Juli 2020 yang lalu.  Kami mengharapkan agar setelah acara  ini, warga masyarakat yang akan berladang, bisa mengikuti aturan ini dan mereka aman dari jerat hukum. Pemerintah Kecamatan,  Desa dan bahkan pihak perusahaan perkebunan bahu membahu melanjutkan sosialisasi Perbup ini ke desa, dusun sampai ke RT" terang Yustinus  J. 
"Saya juga mendorong agar Pemerintah Desa untuk membentuk Relawan Karhutla agar kasus kebakaran lahan bisa kita kendalikan dan kita minimalisir. Bahkan membeli beberapa peralatan untuk memadamkan api juga perlu dilakukan oleh pemerintah desa" tambah Yustinus J 
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sintang Martin Nandung saat menyampaikan materi menjelaskan bahwa masyarakat Kabupaten Sintang  yang akan berladang mendapatkan perlindungan secara hukum jika hanya membuka lahan maksimal 2 hektar per Kepala Keluarga, hanya menanam padi dan sayur. 
"Jika masyarakat buka lahan untuk tanam sawit, lada dan karet. Tidak akan dilindungi oleh Perbup ini. Yang buka lahan untuk tanam sawit, karet dan lada atau komoditas lainnya tidak boleh buka lahan dengan bakar tapi boleh buka lahan dengan tidak membakar. 
Warga hanya perlu isi formulir yang sudah disiapkan pemerintah desa, selesai. Selanjutnya desa akan melakukan rekap untuk selanjutnya melaporkan hasil rekap ke kecamatan. Formulir berisi nama, luas ladang, lokasi ladang dan tanggal membakar lahan. Dengan formulir ini, desa lebih mudah mengatur jadwal membakar lahan di dusun dan desa" terang Martin Nandung 
"Salah satu aturan dalam Perbup Ini adalah waktu membakar diatur desa, dilakukan dengan gotong royong, wajib membuat sekat api yang lebar dan bersih. Sehingga habis bakar, api bisa padam. Jika dalam keadaan darurat bencana karhutla, maka kegiatan membakar ladang dihentikan sementara sampai status darurat dicabut. Biasanya status tanggap darurat selama 14 hari" tambah Martin Nandung 
"Arah rebah kayu saat menebang juga diatur dalam perbup ini. Untuk meminimalisir merembetnya api ke hutan saat membakar ladang.  Arah angin dan strategi mulai pembakaran ladang juga harus diperhatikan. Jangan bakar ladang hanya sendiri, tetapi bergotong royong. Jangan tinggalkan ladang sebelum  api padam. Ada perbedaan Perbup 18 dengan Pergub 103 yang ada mengatur sanksi administrasi dan sanksi denda. Dan tidak ada sanksi sampai hukum positif. Jika setelah bakar ladang, api nerembebt ke hutan, kebun dan lahan orang lain, hanya sanksi hukum adat setempat. Jadi kasus persidangan terhadap para peladang tidak akan terjadi lagi. Dengan adanya Pergub 103 dan Perbup 18 ini, maka payung hukum bagi para peladang akan semakin kuat" terang Martin Nandung 
"kita akan berdosa jika ke depan masih ada orang berladang, yang diproses secara hukum positif. maka pemerintah di semua jenjang wajib melakukan sosialisasi sampai ke warga. Waspada juga kalau ada warga yang ngakunya buka lahan untuk tanam padi, lalu bakar lahan, akhirnya untuk menanam sawit atau komoditas lainnya" tambah Martin Nandung.
Jamhur Camat Ketungau Hulu mengharapkan agar kepala desa dan ketua BPD bisa memahami Peraturan Bupati Sintang Nomor 18 Tahun 2020 ini dalam rangka melindungi masyarakat petani yang akan membuka dan membakar ladang. "Setelah memahami Perbup 18 ini, saya minta ilmunya dibagikan kepada warga desa masing-masing sampai ke dusun dan RT" pinta Jamhur. 
"Di Kecamatan Ketungau  Hulu saat ini ada 7 desa yang sudah dipimpin oleh penjabat kepala desa yang diambil dari Pegawai Negeri Sipil yang ada di pemerintah kecamatan Ketungau Hulu . Lalu per Desember 2020 nanti ada 7 desa lagi. Per Februari 2021 ada 3 desa lagi yang dijabat pj kades. Per maret 2021 ditambah 7 desa lagi. Sehingga 2020 hingga Maret 2021 ada 24 desa yang dijabat penjabat kepala desa. Hanya 5 desa yang masih definitif karena masa jabatan mereka masih ada. Total desa di Ketungau Hulu ada 29 desa. Dengan demikian, PNS di Pemerintah Kecamatan Ketungau Hulu habis sebagai penjabat kepala desa bahkan kurnag. Memang yang boleh menjadi penjabat kepala desa itu bisa diambil dari PNS yang ada di Ketungau Hulu sehingga bisa nanti diambil dari penyuluh dan guru.  Berdasarkan  keputusan Pemkab Sintang pemilihan kepala desa serentak yang semula Oktober 2020. Diundur menjadi Juni 2021. 
Kami juga mengalami masalah soal jaringan komunikasi. Satu penyedia sudah sekitar satu bulan tidak berfungsi. Satu penyedia lagi hanya hidup malam hari karena hanya memakai listrik PLN. Jadi kalau siang hari Senaning dan sekitarnya betul-betul terputus komunikasi. Jaringan komunikasi hanya bisa malam hari meskipun bisa untuk telpon dan internet" tambah Jamhur.
Atot Kepala Desa Sungai Bugau menyampaikan cara penyelesaian jika ada warga yang bakar ladang, lalu menanam padi sekaligus sawit atau setelah panen padi lalu menanam lahan tersebut dengan sawit. 
Charles Hamid Tokoh Agama Ketungau Hulu menyampaikan permohonan agar jika program pengalihan cara buka lahan dari bakar ke cara tidak bakar lahan, khususnya sawah, mohon irigasi dan pengairan  juga dipikirkan.
Tomy Johanda  tokoh pemuda mengharapkan agar pemerintah tidak melarang jika setelah panen padi,  warga menanam lahan dengan karet, lada atau sawit. 
Yustinus J Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang menjawab pertanyaan peserta sosialisasi menjelaskan bahwa boleh menanam komoditas lain jika setelah panen padi. " yang penting komoditas yang pertama ditanam adalah komoditas lokal seperti padi dan sayur sayuran. Soal dana untuk mengendalikan karhutla, tidak dianggarkan dalam APBD Kabupaten Sintang. Tetapi Pemkab Sintang memperbolehkan pemerintah desa menganggarkan dalam APBDES. Saya juga minta pemerintah desa dan dusun bisa melakukan jemput bola soal formulir. Inilah tugas kita sebagai pelayan masyarakat untuk membantu mengisi formulir kalau ada warga yang buta huruf" terang Yustinus J. 

Keliling Gunakan Speedboat, Bupati Sintang Berikan Motivasi Bagi Korban Banjir

Keliling Gunakan Speedboat, Bupati Sintang Berikan Motivasi Bagi Korban Banjir



Bupati Sintang, Jarot Winarno berkeliling menggunakan speed boat menyerahkan secara simbolis bantuan 30 paket sembako dan beras kepada masyarakat terdampak banjir yang tinggal di bantaran Sungai Melawi dan Sungai Kapuas seperti di Sesar, Sungai Ana, Sungai Rambai, dan tempat lainnya di wilayah Kecamatan Sintang, pada Jumat (17/7/2020) siang.
Bupati Sintang Jarot Winarno menjelaskan bantuan yang diserahkan tersebut hanya secara simbolis atau sample saja, di beberapak titik terhadap warga yang tinggal di bantaran sungai melawi dan kapuas, wilayah Kecamatan Sintang terdampak banjir. Yang mana sumber bantuan tersebut dari provinsi, kabupaten dan kelompok masyarakat yang turut menunjukan kepedulianya terhadap sesama.
"sumber bantuannya dari provinsi, kabupaten, kelompok masyarakat, dan sangat banyaklah yang bantu. yang menyalurkan nya pun ada adik-adik kita dari mahasiswa, kelompok komunitas masyarakat lainya, jajaran tni & polri"jelas Jarot
"Semuanya ini membuktikan bahwa kesetiakawanan sosial di Kabupaten Sintang ini sangat tinggi"ungkap Jarot.
Jarot pun memastikan semua masyarakat yang terkena dampak musibah banjir ini akan mendapatkan bantuan yang nantinya di koordinir oleh pihak desa/kelurahan dan pihak kecamatan masing-masing.
"semua yang terdampak itu akan di berikan bantuan. besaran jumlah bantuan yang di berikan itu pun tergantung kuota perkecamatan yang kite berikan"katanya.
Menurut Jarot, berdasarkan laporan yang ia terima dari BPDB Kab. Sintang, untuk Kecamatan Sintang ada sekitar dua ribu lebih rumah warga yang terkena dampak musibah banjir akibat luapan kiriman dari sejumlah sungai ini. Terlebih intensitas hujanpun masih cukup tinggi. Sementara untuk Kecamatan Dedai, kata dia, jumlah warga yang terdampak musibah banjir ini belum di ketahui karena masih menunggu laporan data dari pihak Kecamatan setempat.
"Mudahan-mudahanlah tidak terjadi apa-apa. Imbauan dah kita bikin, sudah di sebarkan. Jaga listrik, jaga rumah kita, jaga anak-anak kita, lalu jangan sampai kena diare. Makan, minuman semuanya di jaga"pesan Jarot.

Turut mendampingi Bupati pada penyerahan paket sembako tersebut, Kepala BPBD Kab. Sintang, Kadiskominfo Kab. Sintang dan Sekcam Sintang.

Sultan Sintang Wafat, Askiman Merasa Bagian Dari Kesultanan Sintang

Sultan Sintang Wafat, Askiman Merasa Bagian Dari Kesultanan Sintang



Wakil Bupati Sintang Drs. Askiman, MM turut berdukacita menerima kabar duka bahwa Sultan Sintang, H.R.M Ikhsan Perdana Ismail Tsafioeddin yang bergelar Pengeran Ratu Sri Kusuma Negara V, mangkat / tutup usia pada Kamis (16/7/2020) di RSUD Ade M. Djoen Sintang, pukul 01.50 WIB karena sakit. Sultan Sintang meninggal dunia di usia 78 tahun.
“saya turut berduka cita atas wafatnya Sultan Sintang. Saya mohon maaf tidak bisa melayat dan ikut dalam prosesi pemakaman karena sedang ada kegiatan di Jakarta. Saya merasa merupakan bagian dari keluarga besar Keraton Sintang dengan telah menerima gelar Pangeran Temenggung Muda Patih Suara. Gelar kehormatan Kesultanan Sintang tersebut diberikan langsung oleh Sultan Sintang pada saat perayaan Haul penobatan Sultan Sintang yang ke-XI dan juga syukuran hari lahir Sultan Sintang yang ke 75 tahun di Keraton Istana Al-Mukarammah Sintang pada 14 September 2017 lalu” terang Askiman
“bagi saya, beliau adalah sosok tokoh pemersatu semua komponen anak bangsa di Kabupaten Sintang. Saya ingat setiap ada kegiatan atau perayaan apapun yg dilakukan oleh semua suku dan agama di Sintang ini. Sepanjang beliau diundang pasti beliau hadir. Beliau juga sangat enak jika diajak diskusi tentang sejarah, kebudayaan dan masa peradaban Kerajaan Sintang. Selama mengenal beliau, saya belum pernah terdengar bahasa-bahasa keras ataupun bahasa kasar. Begitu juga jika menerima sahabat atau tamu selalu di terima dengan senyum yang penuh dengan persahabatan” cerita Askiman mengingat soosk Sultan Sintang.
“beliau sangat enak di jadikan sebagai teman diskusi dengan segudang pengalaman yang beliau miliki sehingga bisa memberikan inspirasi baru bagi kita dalam menentukan arah kebijakan dan mengambil keputusan yang bisa diterima oleh semua pihak. Semoga keluarga besar Keraton Sintang diberikan ketabahan dalam menghadapi suasana duka  dan rasa kehilangan ini. Selamat Jalan Sultan…..pintu surga telah terbuka bagimu. Perjuanganmu  untuk mempersatukan seluruh anak bangsa di Sintang ini akan kami teruskan” ucap Askiman.
Almarhum Sultan Sintang, H.R.M Ikhsan Perdana Ismail Tsafioeddin yang bergelar Pengeran Ratu Sri Kusuma Negara V dimakamkan di Komplek Pemakaman Raja-Raja Sintang,  Jl. Cik Ditiro, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kec. Sintang, Kamis (16/7/2020) siang, ba'da Dzuhur. Sebelum di makamkan, Almarhum di shalatkan di Masjid Jami' Sultan Nata Sintang, Komplek Keraton Al Mukarramah Sintang.


Cegah Kebakaran, Pemkab Sintang Siapkan Langkah Antisipasi

Cegah Kebakaran, Pemkab Sintang Siapkan Langkah Antisipasi



Bupati Sintang dr. H.Jarot Winarno, M. Med. PH didampingi Kepala Bappeda Kabupaten Sintang Kartiyus, Kepala Satpol PP Kabupaten Sintang Martin Nandung, Kadis Kesehatan Kabupaten Sintang dr Harisinto Linoh, Nikodemus Kepala Unit KPH Sintang Timur, Anita Kepala Unit KPH Sintang Utara, serta perwakilan OPD di Lingkungan Pemkab Sintang mengikuti seminar online tentang tingkat kerawanan karhutla dan covid-19 di Pendopo Bupati Sintang pada Kamis, 16 Juli 2020. Seminar menghadirkan pembicara yakni Direktur Yayasan Madani Berkelanjutan Teguh Surya dan Kepala Sekretariat LKTL Gita Syahrani. Hadir sebagai peserta seminar seperti Direktur CSF Indonesia Dr. Mubariq Ahmad, Prianto dari PT Finantara Intiga dan Hendri Ziasmono dari Rainforest Aliance
Bupati Sintang Jarot Winarno menyampaikan bahwa setelah membatasi dan mengendalikan kegiatan membakar ladang, ke depan Pemkab Sintang akan mulai melakukan sosialisasi tata cara membuka lahan tanpa membakar. “saat ini kami hanya memperbolehkan warga membuka lahan untuk berladang dan menanam komoditas lokal saja seperti padi dan sayur sayuran. Kalau mereka buka lahan dengan membakar lalu untuk menanam sawit dan lada, tetap akan ditangkap. Satu hari dalam satu desa hanya boleh membakar lahan untuk ladang hanya boleh 20 hektar saja dan dilakukan secara bergotong royong dan sekat api sehingga bakar selesai langsung padam dan kita bukan mengontrol bakar ladangnya tetapi mengendalikan dampak akibat asap ini” terang Bupati Sintang
“kalau untuk perusahaan sudah final tidak boleh. Kalau terbukti membakar, akan saya cabut ijinnya. Saya sudah mencabut 7 ijin perusahaan karena kinerja yang tidak baik. Masyarakat Sintang masih akan sulit untuk menerapkan membuka lahan dengan tidak membakar seperti menggunakan alat berat karena lokasi ladangnya biasanya bukit. Tetapi kami akan membuat percontohan buka lahan tanpa bakar. Kami juga mendorong pekerjaan dan sumber mata pencaharian dari alam” tambah Bupati Sintang
“di Kabupaten Sintang ini sudah 28 desa yang diberikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia dana 15 juta per desa untuk membuat dan menjalankan program mengendalikan kebakaran hutan. Terpilih 6 desa terbaik dan mendapatkan dana tambahan total 150 juta. 6 desa ini berhasil membuat dan melaksanakan program pengendalian karhutla. Salah satunya Desa Sungai Areh yang tetap membakar ladang tetapi mampu mereka kendalikan dengan tata kelola yang baik” papar Bupati Sintang
“di Kabupaten Sintang ada 34 ribu kawasan gambut yakni di Sintang, Binjai Hulu, dan Ketungau Hilir. Namun kasus kebakaran lahan yang sulit dipadamkan itu terjadi di Sintang, Kelam Permai dan Binjai Hulu. Kami saat ini sudah membangun 6 embung besar di 6 lokasi yang selama ini sudah sering terjadi kebakaran hutan sehingga nanti kalau terjadi kebakaran kita akan punya sumber air yang cukup untuk memadamkan api. 6 embung inipun kami anggap masih kurang. Kalau ada dana akan kami tambah” tambah Bupati Sintang.  
Kartiyus Kepala Bappeda Kabupaten Sintang menjelaskan untuk mengendalikan kebakaran Pemkab Sintang sudah mengeluarkan Peraturan Bupati Sintang bahkan sudah 3 kali perbaikan. Kasus covid-19 saat ini sudah nol, namun sintang akan segera kedatangan mobil PCR mungkin kasus covid akan bertambah lagi. “soal titik api, Kabupaten Sintang pernah mencapai tertinggi kedua setelah Ketapang yakni tanggal 5 September 2019 yang mencapai 653 titik api sementara Ketapang 788 titik api” terang Kartiyus
Kepala Bappeda Kabupaten Sintang menambahkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kebakaran di kab sintang sulit dikendalikan adalah sarana dan prasarana pengendalian kebakaran yang minim dan tidak memadai baik jumlah maupun spesifikasinya, lokasi kebakaran sulit dijangkau, kebakaran terjadi di beberapa lokasi dalam satu hari, namun sarpras terbatas, kondisi cuaca tidak kondusif ,         terjadi di lokasi dengan potensi bahan bakar yang tinggi, tidak tersedia sumber air yang cukup,     dan tidak tersedia sarana transportasi yang memadai
          “upaya mengatasi masalah kebencanaan di Kabupaten Sintang adalah penetapan dan sosialisasi Peraturan Bupati Sintang Nomor 18 Tahun 2020, pembuatan embung air (berjumlah 6 buah pada tahun 2020) dan sumur bor sebagai sumber air dalam pemadaman serta mengaktifkan fungsi canal blocking, pembentukan masyarakat peduli api (tahun 2020) dan akan diberikan bantuan peralatan pemadam api, pembentukan kelompok tani pemanfaatan limbah vegetasi (kompos), sebanyak 17 kelompok dengan luas wilayah sekitar 300 hektar, bantuan tanaman kehutanan yang bernilai ekonomi tinggi kepada masyarakat seperti petai, jengkol dan kopi kepada 27 kelompok dengan luas wilayah sekitar 556 hektar. Pembuatan demplot pembukaan lahan tanpa bakar (pltb). Kerjasama dengan KPH Sintang Utara dan KPH Sintang Timur dalam beberapa kegiatan seperti pembentukan desa sigap karhutla dan kerjasama pengelolaan ekowisata dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (hhbk) dengan bumdesa di kawasan bukit kelam, bukit luit dan bukit rentap (kelutap)” tambah Kartiyus
“Strategi Kabupaten Sintang dalam mengatasi karhutla dan covid-19 adalah Pemerintah Kabupaten Sintang telah membeli mobil untuk PCR test, melibatkan tokoh adat dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan sosialisasi peraturan bupati sintang nomor 18 tahun 2020, pemberian reward kepada desa yang yang dapat mengendalikan karhutla dalam bentuk program dan kegiatan, pemberian reward kepada perusahaan yang memberi insentif kepada desa yang dapat mengendalikan karhutla dalam bentuk CSR awards, bekerja sama dengan koperasi simpan pinjam / CU supaya dalam pemberian pinjaman modal usaha juga menyertakan syarat bahwa anggota koperasi tidak melakukan pembakaran lahan yang tidak sesuai dengan perbup nomor 18 dan perbup nomor 31 tahun 2020” tambah Kartiyus
Sementara Teguh Surya Direktur Yayasan Madani Berkelanjutan menjelaskan ancaman ganda untuk Kabupaten Sintang masih sangat berpotensi terjadi yakni karhutla dan covid-19. “data kami menunjukan, bahwa tahun 2020 ini ada area rawan terbakar seluas 1,7 juta hektar di Kabupaten Sintang. Area ini harus dijaga dengan baik supaya tidak terjadi karhutla. Kami juga memiliki data dan jejak area terbakar di Sintang sejak 2015-2019. Pada tahun 2019 sudah terjadi kebakaran lahan seluas 4. 396 hektar di Kabupaten Sintang. Sedangkan area yang berpotensi terbakar seluas 96 hektar, itu sangat kecil untuk ukuran Sintang dan itu ada di Desa Penjernang. Kami juga menganalisa ada 4  kecamatan yang sangat rawan karhutla dan covid-19. Kami menyarankan Pemkab Sintang melakukan pemetaan lagi area rawan terbakar kemudian menyiapkan langkah-langkah antisipasi” terang Teguh Surya Direktur Yayasan Madani
“dari data dan pengalaman yang ada, kami berharap Pemkab Sintang memiliki strategi yang baik untuk menghadapi kasus karhutla ini sehingga kasus karhutla bisa ditekan. Terus awasi wilayah yang berpotensi terbakar. Perlu kesiapan desa dan kecamatan dalam menghadapi ancaman karhutla ini. Menurut kami ada 2 kecamatan yang sangat rawan karhutla plus covid-19 yakni di Kayan Hilir dan Sintang. Dan 2 kecamatan rawan yakni Sungai Tebelian dan Dedai. 4 kecamatan ini kami anggap zona merah karhutla dan covid-19. Perlu disiapkan relawan karhutla, peralatan dan sosialisasi kepada masyarakat lebih kuat lagi. 4 kecamatan ini merupakan kawasan perkembangan ekonomi dan strategis nasional, maka harus dijaga dengan baik. Sintang perlu melakukan mitigasi bencana karhutla yang lebih intensif. Investor perkebunan perlu dilibatkan lebih banyak dalam upaya mencegah karhutla” tambah Teguh Surya Direktur Yayasan Madani

Sebanyak Tiga Kecamatan Mendapat Bantuan Sembako Dari Pemkab Sintang

Sebanyak Tiga Kecamatan Mendapat Bantuan Sembako Dari Pemkab Sintang



Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M. Med. PH membunyikan klakson truk sebgaai tanda melepas bantuan bagi korban banjir di Halaman Dinas Sosial Kabupaten Sintang pada Kamis, 16 Juli 2020.
Turut mendampingi Bupati Sintang, Kadis Sosial Kabupaten Sintang Setina dan jajaranya, Inspektur Kabupaten Sintang Apolonaris Biong, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang Yustinus J dan Kepala BPBD Kabupaten Sintang Bernard Saragih.
Berdasarkan data yang diterima oleh Dinas Sosial Kabupaten Sintang, Kecamatan Kayan Hilir ada 28 desa terdampak banjir dengan jumlah Kepala Keluarga terdampak sebanyak  2. 682 KK serta yang rusak adalah rumah, steigher, sarana umum serta jalan. Kecamatan Kayan Hulu ada 20 desa terdampak banjir dengan jumlah Kepala Keluarga terdampak sebanyak 4.000 KK serta yang rusak adalah rumah, steigher, sarana umum serta jalan. Kecamatan Serawai ada 23 desa terdampak banjir dengan jumlah Kepala Keluarga terdampak sebanyak 2.180 KK serta yang rusak adalah rumah, steigher, sarana umum serta jalan.

Bupati Sintang menyampaikan bahwa Kabupaten Sintang ini dianugerahi oleh Tuhan berupa tanah yang subur, hutan yang ada masih 1,2 juta hektar, dan dilewati oleh sungai terpanjang di Indonesia Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. “kita diminta untuk mencintai semesta ini dan menjaganya. Kalau kita saying sama semesta ini, maka   alam juga akan sayang sama kita. Semesta bisa menegur kita dengan cobaan bencana ini yakni batingsor. Kabupaten Sintang memang rawan bencana banjir, sehingga lembaga seperti Basarnas saja sampai membuat kantor besar di Sintang yang membawahi Melawi, Sanggau, Sekadau, dan Kapuas Hulu karena memang kita ini rawan dengan bencana” terang Bupati Sintang.
“upaya mitigasi bencana kita lakukan setiap tahunnya. Pemetaan langkah-langkah pencegahan juga sudah, tapi tidak cukup. Saat ini sudah ada 59 rumah yang dilaporkan rusak dan hanyut. Menurut saya, beberapa tindakan yang harus kita lakukan seperti selalu siap dan memiliki  sense of emergency. Kita harus selalu berjaga-jaga dan waspada.  Kita juga harus memperkuat koordinasi yang baik antar lembaga dan organisasi sehingga perlu standar operasional prosedur yang bagus. Komunikasi juga sangat penting. Sikap yang perlu dibangun juga adalah kesetiakawanan sosial yang harus terus kita bangun. Kita sudah mendapatkan bantuan dari banyak pihak untuk membantu korban banjir, inilah bukti kesetiakwanan sosial yang tinggi baik dari lembaga, perusahaan dan perorangan” terang Bupati Sintang.
“dalam menangani banjir ini yang penting juga adalah gerak cepat dan dalam membantu korban banjir ini  yang pertama kita lakukan adalah mengamankan sembako,  cepat menunjuk toko mitra sehingga sembako bisa lebih cepat didistribusikan. Saat ini kita terus waspada dan terus mengumpulkan informasi dari Tempunak, Sepauk dan Sintang.  Saya juga mengingatkan agar masyarakat selalu waspada dengan arus pendek listrik” tambah Bupati Sintang.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sintang Setina menjelaskan bahwa hari ini kita kirim bantuan sembako untuk Kecamatan Kayan Hilir. Selanjutnya Kayan Hulu dan Serawai.
“dan menyusul selanjutnya Dedai, Sintang,Tempunak, dan Sepauk tetapi kita berdoa mudah-mudahan banjir semakin surut dan tidak ada lagi masyarakat kita yang menjadi korban banjir. Bantuan untuk korban banjir sudah datang dari Pemprov Kalbar, Pemkab Sintang, OPD, perusahaan dan perorangan” terang Setina
“kecamatan Kayan Hulu yang paling banyak terdampak dan banyak masyarakat yang menderita sehingga kita akan bantu  6 ton beras dan mie instan 1000 dus, Kayan Hilir kita bantu 4 ton beras dan mie instan 700 dus serta Serawai kita bantu 5 ton beras dan mie instan 1000 dus. Kemudian ada kecamatan yang sudah berbelanja untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak bagi masyarakat seperti Kecamatan Serawai dan Kecamatan Kayan Hulu. kami dibantu juga oleh Tim Tagana Kabupaten Sintang berjumlah 25 orang yang akan mengawal bantuan ini sampai ke kecamatan. Dan mereka yang akan membantu bongkar muat bantuan” terang Setina



Bupati Sintang Nilai Sultan Sintang Sosok Yang Ramah dan Bijaksana,

Bupati Sintang Nilai Sultan Sintang Sosok Yang Ramah dan Bijaksana,



Kabar duka menyelimuti keluarga besar Keraton Al Mukarramah Kesultanan Sintang. Sultan Sintang, H.R.M Ikhsan Perdana Ismail Tsafioeddin yang bergelar Pengeran Ratu Sri Kusuma Negara V, mangkat / tutup usia pada Kamis (16/7/2020) di RSUD Ade M. Djoen Sintang, pukul 01.50 WIB karena sakit. Sultan Sintang meninggal dunia di usia 78 tahun.
Bupati Sintang, Jarot Winarno, bersama unsur Forkopimda Kab. Sintang melayat ke kediaman Almarhum Sultan Sintang, H.R.M Ikhsan Perdana Ismail Tsafioeddin di Keraton Al Mukarrahmah Sintang, Kamis (16/7/2020) pagi. Tampak juga para pelayat, seperti tokoh agama, tokoh masyarakat dan sejumlah unsur pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Sintang.
"Saya tadi malam sempat jenguk beliau di ruang ICU RSUD Ade M Djoen sintang, pulang pun saya monitor terus kabar beliau, sampai tengah malam tu dengar kabar beliau sudah tidak ada. Kita semua sedih kehilangan beliau"ucap Jarot.
Jarot Winarno, menyampaikan duka yang mendalam, baik atas nama pribadi, keluarga dan pemerintah Kabupaten Sintang serta masyarakat Kabupaten Sintang atas meninggalnya Baginda Yang Mulia Sultan Sintang. Jarot pun mengaku sangat kehilangan sosok yang ia kenal sebagai orang yang ramah dan sederhana. Jarot juga menyebutkan Sultan Sintang sebagai sosok kepemimpinan lintas budaya.
"Beliau ini kepemimpinan yang lintas budaya, beliau hadir aktit tu di berbagai kegiatan komponen bangsa, acara masyarakat tionghoa beliau hadir, apalagi kalau gawai dayak beliau juga hadir, kegiatan masyarakat melayu, masyarakat padang, masyarakat jawa dan yang lainya beliau juga hadir"kenang Jarot.
Dengan telah berpulangnya Sultan Sintang kehadapan Sang Pencipta, Jarot mengajak seluruh komponen bangsa yang ada di Kabupaten Sintang mendoakan alhmarhum, agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
"Mari kita doakan beliau semoga mendapatkan tempat yang layak, yang terbaik di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala, in shaa Allah beliau husnul khotimah"ucap Jarot.
"yang paling penting buat kita adalah, melanjutkan wasiat, keinginan-keinginan beliau yang belum terwujud, tugas bersama antara penerus kekeratonan al mukarramah sintang dengan pemerintah kabupaten sintang"pungkasnya.
Almarhum Sultan Sintang, H.R.M Ikhsan Perdana Ismail Tsafioeddin yang bergelar Pengeran Ratu Sri Kusuma Negara V dimakamkan di Komplek Pemakaman Raja-Raja Sintang,  Jl. Cik Ditiro, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kec. Sintang, Kamis (16/7/2020) siang, ba'da Dzuhur. Sebelum di makamkan, Almarhum di shalatkan di Masjid Jami' Sultan Nata Sintang, Komplek Keraton Al Mukarramah Sintang.
Bupati Sintang, Jarot Winarno juga turut hadir langsung dalam prosesi pemakaman tersebut, yang menyampaikan ucapan belasungkawa, duka cita yang mendalaman Pemerintah Kabupaten Sintang atas meninggalnya Sultan Sintang menghadap Sang Pencipta.

Hadiri Komsos Korem, Bupati Sintang Ajak Semua Pihak Atasi Banjir, Corona dan Karhutla

Hadiri Komsos Korem, Bupati Sintang Ajak Semua Pihak Atasi Banjir, Corona dan Karhutla



Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M. Med. PH mengikuti Komunikasi Sosial (Komsos) Korem 121/Abw dengan Aparat Pemerintah, Komponen Masyarakat, Insan Pers dan Keluarga Besar TNI di Aula Makorem 121/Abw di Pendopo Bupati Sintang pada Jumat, 17 Juli 2020.
Komandan Korem 121/ABW  Brigjen TNI Ronny,S.A.P menjelaskan maksud kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) yang diselenggarakan pihaknya tersebut merupakan salah satu cara  yang dilakukan dalam rangka pembinaan teritorial yang menjadi wahana untuk mencapai kesepahaman  dan menyamakan persepsi tentang pembinaan wilayah pertahanan  di darat, kepada seluruh komponen bangsa termasuk aparat pemerintah daerah dan Forkopimda yang ada di wilayah Kabupaten Sintang.
Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M. Med. PH mengharapkan semua pihak bersatu untuk menghadapi tiga masalah yang melanda Kabupaten Sintang yakni penularan Covid-19, banjir dan kebakaran hutan dan lahan. Ditambah dengan persiapan menghadapi pelaksanaan pilkada pada 9 Desember 2020 mendatang.
“perlu kami laporkan bahwa sejauh ini  kita telah melakukan tes  sebanyak 8.000 rapid tes, 699 swab, dengan hasil 30 orang terkonfirmasi corona. Semua orang dengan status OTG sudah di isolasi dan alhamdulilah seluruhnya sudah dinyatakan sembuh.  Sehingga saat ini  pada hari ini per Jumat 17 Juli 2020. Tidak terdapat  kasus covid-19, namun  perlu kita ketahui bahwa sangat sulit untuk melacak, kasus konfirmasi covid-19 pada Orang Tanpa Gejala (OTG), sehingga selain test kita juga melakukan penelusuran diberbagai tempat, diberbagai klaster, dan kemudian apabila kita temukan secepatnya akan kita isolasi” ungkap   Bupati Sintang
”saat ini  diperkiraan ada sekitar 10 ribu hingga 15 ribu kasus lagi yang saat ini masih ada diluar, dan kita akan terus kita cari  dan telusuri. Kita juga akan terus melakukan rapid test. Kita juga sedang menunggu kehadiran peralatan  swab mandiri yang bisa dipergunakan secara mobile. Alat ini nanti, selain untuk  Kabupaten Sintang, juga kabupaten sekitarnya seperti Sanggau, Sekadau, Melawi dan Kabupaten Kapuas Hulu. Saat ini mobilnya masih dalam perjalanan dilaut dari Jakarta menuju Kabupaten Sintang” terang Bupati Sintang
“kita saat  ini walaupun dalam keadaan sehat, namun harus tetap  selalu  waspada menjaga diri dengan melakukan tiga hal yakni sering cuci tangan dengan menggunakan sabun selama 20 detik, tetap menjaga jarak minimal satu setengah meter,  dan tetap selalu menggunakan masker, itulah yang selalu saya himbau kepada masyarakat, dan juga harus selalu meningkatkan imunitas tubuh”  tegas    Bupati Sintang.
“musibah banjir yang saat ini terjadi merupakan yang terparah  di Sintang ini, dan kita tidak bisa menyalahkan siapapun, tetapi kita harus bersama bersatu untuk menanggulangi bencana banjir ini. Sejauh ini tidak ada korban jiwa, 59 rumah hanyut, dua buah jembatan putus,  dan beberapa ruas jalan terputus akibat banjir dan berlumpur, delapan ribu dua ratus rumah terdampak tergenangi air karena banjir, dan kita juga sudah melakukan antisipasi karena air bertambah sudah memasuki wilayah  Kecamatan Dedai, Sintang, Binjai, Tempunak dan Kecamatan Sepauk. Sehingga kita tetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).  Posko-posko sudah kita dirikan, dan kami juga memberikan apresiasi kepada Jajaran TNI dan Polri yang sudah  ikut membantu masyarakat yang terkena dampak banjir” tambah Bupati Sintang
Komandan Korem 121/ABW  Brigjen TNI Ronny,S.A.P menjelaskan maksud kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) yang diselenggarakan pihaknya tersebut merupakan salah satu cara  yang dilakukan dalam rangka pembinaan teritorial yang menjadi wahana untuk mencapai kesepahaman  dan menyamakan persepsi tentang pembinaan wilayah pertahanan  di darat, kepada seluruh komponen bangsa termasuk aparat pemerintah daerah dan Forkopimda yang ada di wilayah Kabupaten Sintang.
 “kegiatan ini juga sebagai sarana silaturahmi, saling tukar menukar informasi terkait dengan permasalahan dan perkembangan  situasi yang terjadi  di wilayah Kabupaten Sintang khususnya, dan Wilayah Korem 121/ABW pada umumnya. Hal ini dilakukan guna mempererat tali silaturahmi dan kerja sama yang baik dalam rangka mendukung tugas pokok  terwujudnya kemanunggalan TNI Bersama Rakyat ”  tegas Ronny    
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua DPRD Sintang, Anggota Forkopimda, Ketua Persit, Kasrem, Para Kasi di jajaran Korem 121/ABW,  Tokoh Adat, tokoh Agama, tokoh Masyarakat,  Insan Pers, Pimpinan Perusahaan,  Ketua FKPPI,   Organisasi Kepemudaan, serta para undangan



Susun Strategi Hadapi Kemungkinan Karhutla-Corona, Pemkab Sintang Gelar Diskusi

Susun Strategi Hadapi Kemungkinan Karhutla-Corona, Pemkab Sintang Gelar Diskusi



Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M. Med. PH memimpin pelaksanaan diskusi mengenai tingkat kerawanan bencana kebakaran hutan dan lahan serta penularan covid-19 di Pendopo Bupati Sintang pada Rabu, 15 Juli 2020.
Bupati Sintang menyampaikan bahwa warga masyarakat Kabupaten Sintang yang berladang diatur, dibatasi dan dikendalikan namun kearifan lokal mendapat tempat dan tidak perlu takut dengan ancaman proses hukum.
“Pembakaran lahan oleh masyarakat semata-mata mengikuti  kearfian lokal dan ditanam dengan komoditas lokal seperti padi dan sayur. Yang bakar lahan untuk tanam sawit dan sahang, tetap ditangkap. Peladang hanya boleh bakar maksimal 2 hektar per Kepala Keluarga. Kalau ada pertanyaan warga, kenapa hanya boleh buat ladang 2 hektar padahal ini tanah kami sendiri. Jawab saja, ini perintah undang-undang” terang Bupati Sintang
“kita atur dan batasi dengan melapor kepala desa. Satu desa hanya boleh membakar ladang 20 hektar per hari. Sehingga membakar ladang ini dilakukan dengan gotong royong dan dikelola oleh perangkat desa bersama babinkamtibmas dan babinsa yang ada sehingga kita juga turut mendukung program langit biru dari Kodam Tanjungpura” tambah Bupati Sintang
“kita masih perlu sosialisasi Peraturan Bupati Sintang Nomor 18 Tahun 2020 yang lebih luas dan intensif. Sosialisasi hanya di 14 pusat kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang perlu diperluas. Kita ini memiliki 391 desa dan 1000 dusun. Jadi kita perlu lakukan sosialisasi yang seluas-luasnya. Di desa juga ada satgas huma atau satgas ladang yang dibentuk oleh Kodam Tanjungpura. Kita perlu mengidentifikasi desa-desa yang seringkali terjadi kebakaran lahan. Identifikasi desa yang ada lahan gambutnya karena berpotensi memproduksi asap yang tinggi. Ada juga desa binaan kebun yang dibantu oleh pihak perusahaan” terang Bupati Sintang
“saya ingin, di Kabupaten Sintang tidak terjadi duet maut antara asap dan corona. Kita tahu corona itu menyerang saluran pernapasan. Kalau kualitas asap menjadi buruk akan memperparah orang yang terjangkit corona. Selain itu juga kita ingin mengurangi dampak ekonomi. Penyebaran virus corona ini saja sudah membuat jumlah warga yang berladang itu semakin tinggi dan orang akan membuka ladang yang luas. Jadi antara karhutla dan corona ini saling berkaitan” harap Bupati Sintang
Widian Sukri Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten Sintang menyampaikan bahwa kita harus menyiapkan data yang akurat. “dari data ini, kita akan melakukan analisa area rawan terbakar dan area potensi terbakar. Kita perlu menyiapkan rencana dalam menghadapi karhutla, kita juga perlu strategi dalam menghadapi double trouble ini, lalu kita perlu mendata apa tantangan yang dihadapi Kabupaten Sintang dalam menghadapi bencana ini” terang  Widian Sukri Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten Sintang.
Dalam diskusi tersebut, masing-masing Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang menyampaikan langkah dan strategi yang disiapkan menghadapi karhutla dan pencegahan covid-19.
Kebakaran hutan dan lahan di tahun 2019 mengingatkan bahwa upaya pencegahan lebih efektif mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan pada masa mendatang. BNPB mencatat uas hutan dan lahan yang terbakar di seluruh Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2019 mencapai 328.724 hektar. Hal tersebut diperkuat dengan hasil kajian dari Yayasan Madani Berkelanjutan pada 2019, bahwa kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat mencapai 151.880 hektar. Kondisi tersebut diprediksi akan berpengaruh dalam proses mitigasi karhutla masing-masing daerah di tahun 2020. Khususnya kabupaten yang berada di zona administrasi yang bersinggungan dengan area lahan terbakar sebelumnya,  seperti Kabupaten Sintang
Mendasari permasalahan kebakaran hutan dan lahan tersebut, bahwa faktor tata kelola lahan menjadi kunci utama dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan data kebakaran hutan dan tahun 2015-2019, bahwa wilayah terbakar merupakan area gambut yang secara ekologis merupakan daerah rawan kebakaran. Namun, ancaman kebakaran hutan dan lahan tidak hanya bersumber dari faktor ekologis tetapi juga pembukaan lahan untuk areal konsesi skala besar maupun dan penggunaan api oleh masyarakat setempat yang masih terjadi. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanganan penanggulangan kebakaran harus dilakukan sccara komprehensif dengan melibatkan masyarakat, sektor swasta, akademisi, lembaga penelitian, pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Sebagal  anggota Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Kabupaten Sintang sedang menghadapi potensi karhutla di tahun 2020 khususnya menjelang musim kemarau. Selain itu, secara bersamaan kabupaten juga harus menghadapi pandemi COVlD-19 yang berdampak pada berbagai aspek baik ekonomi,  sosial hingga lingkungan. Sehingga kabupaten harus berkonsentrasi dalam dua kebencanaan sekaligus. yaitu karhutla dan pandemi Covid-19. Berdasarkan kondisi tersebut, jika suatu daerah mengalami karhutla dan berdampak pada kejadian kabut asap maka akan berdampak buruk pada penderita COVlD-19 dan secara penglokasian anggaran daerah akan berpengaruh dalam menghadapi dua bencana yang terjadi sekaligus.
Berdasarkan hasil analisa tersebut, perlu ada penguatan kolaborasi meliputi  aksi pencegahan sebagai langkah bersama untuk memperbaiki tata kelola lahan demi mengurangi potensi kebakaran hutan dan lahan, aksi penanggulangan yang merupakan upaya penanganan bersama ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan secara cepat dan tepat,  aksi respon pemerintah kabupaten dalam menghadapi 'dauble trouble' (karhutla dan COVlD-19) dalam bentuk kebijakan maupun aksi kolaboratlf. Sebagai tahapan selanjutnya, LTKL memfasilitasi proses diskusi bersama pemerintah kabupaten anggota, salah satunya dengan Kabupaten Sintang untuk berdiskusi dalam menyiapkan strategi, kebijakan dan aksi yang tepat sasaran berdasarkan data yang akurat sebagai upaya mendorong kabupaten yang tangguh bencana.

Ikuti Vicon Rapat Bahas Batas Sintang-Sekadau, Askiman Minta Pemprop dan Kemendagri Serius

Ikuti Vicon Rapat Bahas Batas Sintang-Sekadau, Askiman Minta Pemprop dan Kemendagri Serius



Tindak lanjut dari penyelesaian persoalan sengketa batas antara Kabupaten Sintang dengan Kabupaten Sekadau pada subsegmen Desa Bungkong Baru Kecamatan Sepauk dengan Desa Sunsong Kecamatan Sekadau Hulu dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui video konferensinya bersama Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Ketua Komisi I DPRD Provinsi Kalimantan Barat, yang diikuti juga oleh Pemerintah Kabupaten Sekadau dan Pemerintah Kabupaten Sintang, untuk Pemerintah Kabupaten Sintang, diikuti oleh Wakil Bupati Sintang, Askiman, yang dilaksanakan di Balai Pegodai, Rumah Dinas Jabatan Wakil Bupati Sintang, pada Senin, (13/7/2020) dengan didampingi oleh Asisten I bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang dan para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sintang terkait.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Sintang, Askiman menyampaikan persoalan sengketa batas wilayah merupakan persoalan yang sudah lama terjadi, “permasalahan ini sudah lama terjadi, dari mulai sejarahnya, dari sejak Indonesia belum merdeka persoalan ini sudah muncul, ditambah lagi dengan persoalan dari masyarakat desa setempat, dan perlu diketahui bahwa batas batas wilayah tersebut sudah ada dan diatur melalui batas alam sejak zaman dahulu kala”, kata Askiman.
Menurut Askiman, penyelesaian sengketa batas wilayah ini sudah dilaksanakan sejak lama namun belum mampu untuk menyelesaikannya, “kami selaku Pemkab Sintang merasakan bahwa tingkat keseriusan untuk menyelesaikan sebuah persoalan batas wilayah ini sudah kurang lebih 30 tahun, dan sampai hari ini belum mampu menyelesaikannya dengan baik dan benar”, ucapnya.
Perlu diketahui, sambung Askiman, bahwa Desa Bungkong Baru Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang sudah mengajukan penomoran registrasi desa tetapi belum dirasakan oleh Pemkab Sintang, “mulai dari terbentuknya Pemerintahan Desa Sunsong, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, pada tahun yang sama, kami dari Pemkab Sintang juga sudah mengajukan penomoran registrasi desa, dan sudah disampaikan ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, tetapi sampai hari ini Kabupaten Sintang tidak pernah ditindaklanjuti, tetapi untuk Pemkab Sekadau pada Desa Sunsong sudah memiliki nomor registrasi, mengapa hal ini bisa terjadi”, sambung Askiman.
Askiman memaparkan bukti bahwa desa Sunsong yang berada di wilayah Kabupaten Sekadau tersebut masuk wilayah Kabupaten Sintang, “menurut Peta Kabupaten Sintang tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Depdagri berdasarkan peta topografi berskala 1:250.000 wilayah yang disengketakan yakni Desa Sunsong dan Desa Bungkong Baru merupakan wilayah Kabupaten Sintang, selain itu juga, menurut Peta Rupa Bumi Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Informasi dan Geoparsial berskala 1:50.000 tahun 2012 desa Sunsong dan Desa Bungkong juga masuk kedalam wilayah Kabupaten Sintang”, paparnya.
“dengan data tersebut, saya meminta persoalan pengakuan antara kedua desa yang dalam posisi sengketa tersebut kiranya perlu menjadi pertimbangan, dan juga berdasarkan peta tersebut juga agar dapat menjadi perhatian kita semuanya”, harap Askiman.
Berdasarkan data dan fakta, Askiman menyampaikan bahwa segala bentuk data dari pihak Pemkab Sekadau dan Pemkab Sintang sudah diserahkan kepada Kemendagri untuk menyelesaikan sengketa batas ini, “pada akhirnya muncul hasil rapat pada tanggal 18 Oktober 2018 yang menyatakan bahwa telah disepakati titik yang disengketakan sesuai dengan koordinat yang telah ditentukan, sehingga ini harus menjadikan keputusan yang bijaksana, dan mengambil sikap tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah, kita ikuti sesuai dengan keputusan dari Pemerintah Pusat terkait sengketa batas wilayah ini”, tambahnya.
“kami serahkan semua ini kepada Kemendagri, untuk dapat mengambil sikap dan keputusan yang layak dan rasional berdasarkan pertimbangan dan fakta, sejarah, tinjauan sosiologis yang ada, sehingga kini secepatnya dapat kami terima keputusan yang baik dan benar, jika ini berlarut-larut, kesenjangan sosial akan bermunculan, apalagi menjelang pilkada, ini juga menjadi persoalan besar, kami sampaikan kepada Pemprov, dalam hal sengketa batas daerah ini, sikap arogansi daripada Kepala Desa Sunsong dan semua perangkatnya dalam rangka penyegelan dan perusakan fasilitas aset pemerintah, dalam hal ini kami mohon ditindaklanjuti dengan tegas, bahwa pada dasarnya penyelesaian sengeketa batas bukan menggunakan sikap kekerasan, tetapi kita harus berfikir jernih, rasional, dan faktual untuk menyelesaikan suatu perkara ini”, harap Askiman kepada Pemerintah Provinsi Kalbar dan Pemerintah Pusat.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, A.L. Leysandri, pihak Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan mengambil langkah dan keputusan yang terbaik untuk menyelesaikan persoalan sengketa batas wilayah ini, “berkaitan dengan subsegmen yang belum disepakati ini, saya mengajak antara pihak Pemkab Sintang dengan pihak Pemkab Sekadau bersama-sama kita selesaikan ini dengan prinsip win-win solution dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku, kita tunggu apapun keputusan yang diambil oleh Tim Penegasan Batas Daerah (PBD) Pusat merupakan keputusan yang terbaik dan harus kita dukung bersama demi menjaga stabilitas masyarakat dan kelanjutan pembangunan di wilayah Kabupaten Sintang dan Kabupaten Sekadau”, kata Sekda Provinsi Kalbar.
Masih kata Sekda Provinsi Kalimantan Barat, bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat siap membantu penyelesaian batas wilayah tersebut, “kami sudah sampaikan Surat Gubernur yang berisi data dokumen sebagai bahan kajian kepada tim Penegasan Batas Daerah untuk wilayah Sintang dan Sekadau kepada Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, kemudian juga Gubernur terus mendorong agar tim Penegasan Batas Daerah (PBD) tingkat Provinsi Kalbar dapat menyelesaikan dan melakukan percepatan berdasarkan batas daerah tersebut, dengan terus membangun sinergitas bersama tim PBD Pusat, Provinsi dan Kabupaten”, ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Angeline Fremalco, menyatakan bahwa DPRD Provinsi Kalimantan Barat mendukung penuh atas proses penyelesaian batas wilayah ini, “kami dari Komisi I DPRD Provinsi Kalbar sangat serius dalam proses penyelesaian batas wilayah ini, saya yakin dan optimis, batas wilayah akan segera selesai dan segera dilaksanakan, walaupun perlu kerja keras dari kita semua, Komisi I DPRD Provinsi Kalbar mendukung penuh dan siap mendengarkan berbagai permasalahan yang terjadi di daerah masing-masing terkait batas batas wilayah”, kata Angeline.

Banjir di Hulu Mulai Surut, Bupati Sintang Himbau Warga Kecamatan Sintang Waspada

Banjir di Hulu Mulai Surut, Bupati Sintang Himbau Warga Kecamatan Sintang Waspada



Bupati Sintang Jarot Winarno memantau kondisi debit air aliran Sungai Kapuas dan Sungai Melawi menggunakan speed boat pada Selasa (14/7/2020).
Usai melakukan pemantauan, Jarot Winarno mengatakan, sejak beberapa waktu terakhir, sejumlah daerah di Kabupaten Sintang dilanda musibah banjir, seperti di Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Ambalau dan Kecamatan Serawai. "Utamanya di jalur sungai kayan, kayan hulu yg paling parah, kayan hilir air sudah mulai surut begerak ke hilir sekarang melimpah ke sungai melawi. Kemudian serawai dan ambalau air sudah mulai surut dan melimpah ke melawi, dan limpahannya mulai terasa di dedai dan kota sintang yang merupakan potnya karena dia menerima limpahan dari sungai kayan, sungai melawi, sungai kapuas, ketungau dan lainnya "kata Jarot, selasa (14/7).
Limpahan dari kiriman tingginya debit air dari sungai-sungai tersebut dikatakan Jarot sudah mulai terasa di Kota Sintang, dimana saat memantau langsung sejumlah jalan dan rumah warga yang tinggal di bantaran sungai melawi dan kapuas sudah mulai tergenang banjir. "kita perkirakan situasi sintang ini, tadi kita pantau langsung, jalan-jalan sudah mulai acap kita tidak tau besaran air bencana seperti inikan, kita akan monitor betul dedai dengan sintang dalam waktu dua hari ini, kemudian kita waspada betul di tempunak dan sepauk"beber Jarot.
Jarot menjelaskan, berdasarkan laporan yang ia terima, untuk korban jiwa dari musibah banjir saat ini tidak ada, hanya saja korban rumah yang hanyut sebanyak 59 rumah, namun musibah banjir ini sedang berlangsung kemungkinan akan bertambah rumah yang rusak dihantam banjir. "langkah  kita langsung kita keluarkan SK tanggap darurat bencana banjir, menjalin dengan semua pihak seperti tni,polri, relawan, kemudian yang menjamin suplai sembako pada hari pertama banjir langsung di fasilitasi oleh forkopimcam, dinsos langsung berkomunikasi dengan toko setempat supaya barangnya termanfaatkan"jelas Jarot.
"hanya saja di kayan hulu stok di toko belum memadai, sehingga pada senin kemarin pak wakil bupati sudah turun langsung ke jalur kayan membawa bantuan sembako, dan relawan juga sudah banyak sekali masuk kesana"tambahnya.
Menghadapi musibah banjir ini, Jarot pun berpesan masyarakat harus tetap waspasa beberapa hal, seperti instalasi listrik, kerena sering terjadi korban meninggal akibat kesentrum dari arus pendek listrik di rumahnya masing-masing. "kemudian anak-anak kita ni bukan seperti kita ni yang dah tua-tua yang memang dah biasa hidup disungai berenangnya sangat canggih, karena sering terjadi juga kalau banjir anak-anak kita hanyut, hilang meninggal dunia, sehingga orang tua harus cermat menjaga anak-anaknya"pesan Bupati.
"Selanjutnya menjaga suplai air minum, menjaga makanan, biasanya pasca banjir gini kejadian diare meningkat"pesannya lagi.

Jarot pun mengatakan, sebagai antisipasi musibah banjir tersebut juga, ia sudah memerintahkan Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang untuk membuka posko di daerah yang terdampak banjir sejak awal.
"Saya sudah minta sejak awal dinkes mendirikan posko di daerah yang terdampak banjir, mudahan-mudahan bisa membantu masyarakat" pungkas Jarot.

Bupati Sintang Terima 8 Ton Beras Bantuan Dari Pemprov Kalbar Bagi Warga Terdampak Banjir

Bupati Sintang Terima 8 Ton Beras Bantuan Dari Pemprov Kalbar Bagi Warga Terdampak Banjir



Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M. Med. PH menerima bantuan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Melalui Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Barat dan Badan Penangulangan Bencana Provinsi Kalimantan Barat di pendopo Bupati Sintang, pada Selasa,14 Juli 2020.
Pemprov Kalbar menyerahkan bantuan beras sebanyak 8 ton kepada Pemerintah Kabupaten Sintang yang akan di salurkan kepada warga yang terdampak banjir di Kabupaten Sintang melalui Dinas Sosial Kabupaten Sintang. Bantuan diserahkan oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Barat  Yuline Marhaeni, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan  Barat Muhammad Munsif.
Kepala Dinas sosial Provinsi Kalimantan Barat  Yuline Marhaeni menjelaskan bahwa selain 8 ton beras, Pemprov Kalbar juga membawa bantuan lain yakni mi instan 50 dus, 40 buah tempat tidur, dan kasur 60 buah.
”Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat turut prihatin atas apa yang menimpa warga yang ada di Kabupaten Sintang yakni atas musibah banjir yang melanda di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang. Kita dan teman-teman dari Badan Penangulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Barat langsung turun ke daerah untuk mengantar bantuan beras dan bahan bantuan lainnya” terang Yuline Marhaeni
“bantuan yang kita bawa ini kita gabungkan jadi satu dan kita serahkan melalui Dinas Sosial Kabupaten Sintang untuk disalurkan langsung kepada warga yang terdampak bencana banjir. Mudah-mudahan dapat membantu dan meringankan beban warga serta bermanfaat bagi masyarakat yang terkena musibah banjir, dengan harapan doa kita berharap banjir ini cepat surut, dan kita dapat beraktifitas seperti biasa lagi” tambah Yuline Marhaeni
"bantuan seperti ini tidak hanya di Kabupaten Sintang saja yang kita salurkan, di kabupaten lain juga kita salurkan bantuan yang sama, seperti Kabupaten Ketapang, Bengkayang, Sanggau dan Melawi. Setelah dari Kabupaten Sintang, kita akan melanjutkan perjalanan untuk menyerahkan bantuan ke Kabupaten Melawi” tambah Yuline Marhaeni
Bupati Sintang dr. H.Jarot Winarno, M. Med PH menyampaikan bahwa namanya cobaan dan bencana alam, jangan kita kait-kaitkan dengan pengundulan hutan, karhutla, peti dan sebagainya. “Ini murni bencana alam yang harus kita terima.  Intinya kita harus cepat tangap dan berkoordinasi dengan semua pihak baik TNI Polri, posko-posko kesehatan, relawan dari berbagai pihak supaya kita mampu mengatasi bencana seperti ini” terang Bupati Sintang
“sejak hari pertama, saya sudah instruksikan tim untuk turun ke lokasi banjir  dan memberikan bantuan untuk mengurangi beban warga yang terdampak banjir di Kayan Hulu, Serawai dan Ambalau. dihari hari pertama banjir melanda, kita sudah siapkan bantuan sembako. Kita berkoordinasi dangan Forkopimcam,  Dinas Sosial dan toko sembako” tambah Bupati Sintang
“bencana banjir ini mengalir ke hilir. Kalau dari hulu mulai surut. Yang di hilir harus waspada. Kita harus bersiap dan berjaga jaga daerah hilir seperti dedai dan sintang, karena Sintang ini pot-nya pertemuan air sungai kemungkinan besar hari ini dengan besok air akan mulai masuk Sintang. Kita akan atasi dampak dari bencana banjir ini. Kita segera pulihkan situasi seperti semula” tambah Bupati Sintang
“untuk penganganan komprehensif sudah kita lakukan seperti ada fasilitas yang rusak seperti jembatan putus dan steigher hanyut yang rusak harus kita pulihkan bagaimana pun caranya. Melaui bantuan dari dana pihak ketiga maupun dari dana biaya tak terduga. Kita terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan supaya bantuan dapat di salurkan dengan segera” pesan Bupati Sintang

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.