Rabu, 13 Mei 2020
Published:
Bupati Sintang Jarot Winarno sekaligus Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid1-19) Kabupaten Sintang kembali mengumumpkan
perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Sintang dalam konferensi pers bersama
awak media di Pendopo Bupati Sintang, Senin (11/5/20).
Turut hadir Dandim 1205/Sintang Letkol Inf. Eko Bintara Saktiawan selaku
Wakil Ketua II Covid-19 Kab. Sintang, Kapolres Sintang AKBP John H. Ginting
selaku Wakil Ketua III Covid-19 Kab. Sintang, serta anggota Tim Gugus Tugas
Covid-19 Kabupaten Sintang.
Dalam kesempatan tersebut Jarot Winarno mengatakan dalam penanganan
penanggulangan covid-19, Pemkab Sintang melakukan langkah berupa test, telusur
dan isolasi (TTI), oleh Tim Gugus Tugas di Dinas Kesehatan dan di RSUD Ade M.
Djoen Sintang sudah melakukan rapid test sebanyak 1.969 orang yang merupakan
hasil dari penyelidikan epidemiologi. Dimana rapid test tersebut dalam rangka
menelusuri kasus covid-19, baik itu yang kontak erat dengan kasus terkonfirmasi
positif maupun lini perlini yang pernah kontak dengan orang yang reaktif.
Dikatakan Jarot bahwa yang di telusuri pertama ialah dua cluster pada kasus
konfirmasi positif covid-19 di Kecamatan Sintang. Yang pertama, cluster
konfirmasi positif satu ialah seorang wanita 27 tahun dari Teluk Menyurai, baik
itu yang bersangkutan maupun yang kontak erat dengan pasien tersebut seperti
keluarga, tetangga dan kawan serta lini lainnya yang masih di telusuri hingga
saat ini.
"di temukanlah reaktif 10 orang, itu dari cluster teluk menyurai, ini
belum selesai masih terus di telusuri. Mereka yang reaktif ini kita kategorikan
sebagai orang tanpa gejala atau OTG, kita isolasi sekurang-kurangnya 14
hari”kata Jarot.
Yang kedua lanjut Jarot, cluster pasien konfirmasi positif dua pria 30
tahun dari kelurahan Menyumbung Tengah, yang kontak dengan bersangkutan dan
selanjutnya di temukan reaktif 22 orang kemudian di masukan dalam ketogori
Orang Tanpa Gejala (OTG). “inipun belum selesai masih terus berjalan kita
telusuri”ujarnya.
Kemudian lagi beber Jarot, cluster Temboro dari Pondok Pesantren, Magetan,
Jawa Timur yang di ketahui sudah kembali ke Kabupaten Sintang yang di
perkirakan sekitar 100 orang, lalu di lakukan penelusuran oleh tim penyelidikan
epidemiologi dibantu pihak desa, kecamatan dan tni serta polri ditemukanlah 42
orang santri yang sudah di rapid test, kemudian lini keduanya yakni keluarga,
kawan, tetangga dan lini selanjutnya itu di lakukan penelusuran ditemukan 168,
di lakukan rapid test hasilnya 26 yang reaktif di masukan dalam OTG.
“Jadi jangan ada yang galau, nyinyir kok OTG ni makin banyak itulah hasil
penyelidikan epidemiologi tadi”kata Jarot.
Selanjutnya cluster kegiatan keagamaan di Goa, Sulawesi selatan,
sudah di telusuri di temukan satu dari Kecamatan Sungai Tebelian sudah di rapid
test hasilnya negatif atau nonreaktif, kemudian tetap isolasi mandiri di rumah,
setelah itu rapid test kedua juga hasilnya nonreaktif. Masih lanjut Jarot yakni
cluster Kuala Lumpur di temukan satu, dilakukan rapid test hasilnya reaktif
masuk kategori OTG dan diisolasi mandiri di Mess Diklat BKPSDM komplek Gedung
Serbaguna Sintang.
“lalu kemudian ada cluster kegiatan keagamaan di bogor, pertama-tama kita
lakukan penyelidikan epediomologi hasilnya nonrektif semua, jadi masyarakat
jangan berpikir kita hanya menelusuri satu agama tertentu saja, tapi semuanya
kita telusuri”ujar Jarot.
Kemudian lagi kata Jarot cluster orang yang beresiko tinggi seperti para
tenaga medis baik itu di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, di laboratorium
Kesehatan dan puskesmas serta para pembantu tenaga medis, tim gugus tugas
covid-19 yang di lapangan juga resiko tinggi. Dimana untuk di Dinas Kesehatan
ada 749 orang di lakukan rapid test hasilnya 78 reaktif, kemudian 141 dari
gugus tugas covid-19 di temukan 29 reaktif.
“dari masyarakat umum juga ada 360, termasuk segala volunteer yang insiatif
melaporkan diri bahwa pernah kontak dengan orang yang reaktif, tokoh-tokoh
masyarakat juga datang ya minta tolong di test juga, setelah rapid test
ditemukan 16 reaktif”terang Jarot.
Jadi, terang Jarot, total yang sudah di lakukan penelusuran seperti yang
sudah di sampaikan di awal yakni 1.969 sudah dilakukan rapid test, hasilnya 183
reaktif pertanggal 10 mei 2020.
“sebagian kecil kalau mereka mampu disiplin, kita isolasikan di rumah
masing-masing dengan pengawasan ketat tim gugus tugas setempat, sebagian besar
kita siapkan di mess diklat bkpsdm komplek gedung serbaguna sintang,
kapasitasnya 34 kamar sudah terisi 22 kamar, lalu ada satu penginapan kita blok
jumlah kamaranya 43 itulah untuk tenaga-tenaga medis, gugus tugas. Kemudian ada
yang OTG lansia yang reaktif, mengingat usianya, di isolasi mandiri di rumah
sakit rujukan”ungkap Jarot.
Jarot menjelaskan bahwa rapid test bukan alat diagnosa covid-19, tapi
merupakan alat skrining awal untuk mencari tahu orang yang pernah kontak dengan
pasien covid-19, dimana yang di periksa ialah antibodi orang tersebut.
Ibaratnya kata Jarot, antibodi adalah polisi, sementara covid-19 adalah
penjahat, kalau periksa rapid testnya itu reaktif, itu artinya sudah ada polisi
yang jaga badan dia dari covid-19, cuma pertanyaan karena antibodi ada dua,
yakni immunoglobulin M (IgM) pada fase-fase awal kira-kira 10 hari orang
terkena infeksi itu IgM nya muncul, atau Immunoglobulin G (IgG) pada saat
penjahatnya hilang jadi sederhananya adalah polisinya ada. “kita ingin tahun
penjahat itu masih ada nda, maka seluruhnya kita lakukan swab tenggorokan.
Pasien yang reaktif, kadang-kadang lima hari bisa nonreaktif karena berbagai
rekomendasi jenis atau merk terhadap alat rapid test, tapi itulah yang kita
miliki. Apa salahnya di isolasi mandiri selama 14 hari, Contohnya salah satu
tenaga medis di dinas kesehatan seorang dokter OTG 15 yang hasil rapid test nya
reaktif, kemudian di swab, keluar hasilnya negatif, sekarang sudah bekerja
lagi”jelas Jarot.
Selain itu Jarot juga mengabarkan bahwa Pasien Dalam Pengawasan 04 dari
Kelurahan Menyumbung Tengah, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang seorang
laki-laki 62 tahun, masuk rumah sakit pada 17 april 2020, lalu meninggal dunia
tanggal, 19 april 2020 lalu, hasil swab tenggorokannya sudah keluar, dua kali
di swab, satu kirim ke Pontianak satu ke Jakarta hasilnya negative covid-19.
“Sudah di kebumikan sesuai protokol covid-19 pada tanggal 19 april
tersebut. Yang positif anaknya laki-laki usia 30 tahun konfirmasi positif dua
yang sudah dijelaskan di awal. Kemudian pdp dari sekadau, bayi tiga tahun,
keluar hasil swabnya negatif, sudah kita pulangkan sembuh sehat”tutur jarot.
Kemudian tambah Jarot, saat ini 68 orang OTG menjalani isolasi mandiri
ketat di fasilitas yang sudah di siapkan dan 115 OTG isolasi mandiri di
rumahnya masing-masing baik itu gugus tugas, pemuka agama, tokoh masyarakat,
yang tetap di bawah pengawasan tim gugus tugas setempat baik Kecamatan maupun
Desa.
“dari 183 itu sudah 118 kita swab dan sudah kita kirim, hasilnya wallahu
a’lam, belum keluar, kita doakan semoga semuanya negatif. Karena yang baru
keluar satu tadi negatif seorang tenaga medis di dinas kesehatan”tutup Jarot.
Thanks for reading Per 10 Mei 2020, Dari 1.969 Yang Rapid Tes di Sintang, 183 Orang Hasilnya Reaktif | Labels:
sintang
0 Komentar untuk "Per 10 Mei 2020, Dari 1.969 Yang Rapid Tes di Sintang, 183 Orang Hasilnya Reaktif"