Published:
Senin, 16 Maret 2020
Dari hasil berladang, khususnya masyarakat adat dayak masih bisa melaksanakan gawai dayak tiap tahunnya. "Semoga gawai dayak, pesta syukur atas hasil panen padi dalam kegiatan kearifan lokal berladang bisa menjadi ikon-nya Kabupaten Sintang dan secara umum di Kalimantan Barat", kata julian beberapa hari yang lalu.
Berladang merupakan bagian dari budaya masyarakat Sintang yang perlu dipertahankan dan dijaga, termasuk subjeknya yakni peladang.
Atas pembacaan vonis bebas kepada ke enam peladang oleh hakim julian mengucapkan terimakasih, baik kepada Aliansi Solidaritas Anak Peladang (ASAP), Dewan Adat Dayak (DAD), masyarakat, peladang, dan yang terkait lainnya.
"Berladang adalah adat istiadat kami yang sudah dilakukan turun temurun dari leluhur, sejak jaman nenek moyang. Karna di dalamnya itu ada bentuk-bentuk kearifan lokal, adat istiadat yang harus dipertahankan dan dijaga,” tegas Julian.
Ia berharap momen seperti ini bisa memberikan rasa aman dalam bekerja sebagai peladang, dan bisa memberikan dampak positif.
" Diharapkan masyarakat lebih menghargai budayanya, menjadikan pengatur adat, dan kegiatan kebudayaan menjadi sebuah kebanggaan di tengah - tengah nasyarakat. Khususnya masyarakat adat itu sendiri", tutupnya.
Sementara itu Glorio Sanen seorang pembela peladang mengatakan bahwa berladang merupakan kearifan lokal, dan merupakan wujud dukungan rakyat kepada pemerintah. Terutama dalam rangka untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Karena berladang adalah menyangkut tentang padi.
" Putusan ini akan menjadi pertimbangan para penegak hukum dalam konteks penegakan hukum kebakaran hutan dan lingkungan ke depan, dan akan jadi suatu momentum tersendiri", pungkasnya.
Thanks for reading Masyarakat Adat Bisa Melaksanakan Gawai Dayak Dari Hasil Ladang | Labels:
sintang
0 Komentar untuk "Masyarakat Adat Bisa Melaksanakan Gawai Dayak Dari Hasil Ladang"