Selasa, 03 Maret 2020
Published:
Bupati Sintang dr H Jarot Winarno, M. Med. PH melakukan panen jagung
hibrida milik kelompok tani “maju tani” di Desa Jerora Satu Kecamatan Sintang
pada Jumat, 28 Februari 2020. Saat panen jagung hibrida, Bupati Sintang juga
didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Sintang
Veronika Ancili, Camat Sintang Siti Musrikah dan Kepala Desa Jerora Satu
Bertolomeus Rupiyanto.
Bupati Sintang Jarot Winarno menyampaikan bahwa Kota Sintang sudah
ditetapkan oleh BPS sebagai kota paling inflasi nomor 4 di Indonesia. “artinya,
harga sembako di Sintang masuk kategori mahal. Penyumbang inflasi tersebut
adalah ikan baong, cabe cakra, buncis, tomat, kacang panjang dan yang lainnya.
Ada 9 bahan pokok penyumbang inflasi sintang. Sehingga saya terus mendorong
masyarakat untuk tanam cabe cakra, buncis, tomat, kacang panjang dan komoditas
lainnya. Daerah seperti jerora satu ini sangat strategis karena masuk daerah
sub urban sehingga bisa mensuplai kebutuhan orang kota terhadap sayur karena
jerora satu ini lahannya masih luas” terang Bupati Sintang.
“saya juga mendorong warga untuk menanam teh dataran rendah, serai wangi,
kopi, jambu kristal, dan lengkeng. Saya juga mendorong strategi pemasaran
dengan pola agro wisata dengan berjejer di sepanjang jalan untuk dijadikan
oleh-oleh. Saya melihat pertanian di Jerora Satu sudah maju dan wajar kalau
menjadi desa mandiri tahun ini. Tempat wisata juga banyak di Jerora Satu, yang
kedepannya pengelolaannya bisa melibatkan warga desa dalam hal pemasaran
oleh-oleh dan hasil pertanian” terang Bupati Sintang.
Camat Sintang Siti Musrikah menyampaikan bahwa Kecamatan Sintang memiliki 29 desa/kelurahan yang terdiri
dari 13 desa dan 16 kelurahan. “saya
sudah kunjungi 10 desa/kelurahan. Dan semua akan saya kunjungi nanti. Saya mendukung
kalau Desa Jerora Satu bisa terus menerus menghasilkan jagung hibrida sehingga
bisa menjadi brand desa Jerora Satu. Saya juga mendorong agar mendorong agar
anak-anak muda bisa mencintai pertanian sehingga mereka bisa menjadi petani
milenial. Saya juga mendapatkan informasi bahwa jagung di pasar malah berasal
dari Kubu Raya. Padahal Jerora Satu ada jagung hibrida. Kita sangat berharap
jagung kita bisa dipasarkan di daerah kita sendiri dengan mampu bersaing dalam
hal harga” terang Siti Musrikah.
Bertolomeus Rupiyanto Kepala Desa Jerora Satu menyampaikan bahwa desa
Jerora Satu sudah lama menjadi penghasil jagung manis dan jagung hibrida. “kami
ada masalah pada pemasaran jagung manis, kami masih takut menanam jagung manis
dalam jumlah besar. Kami juga merupakan penghasil sayur-sayuran yang dijual
warga kami di pinggir jalan. Setiap hari kami jual ubi sekitar 500 kg ke
pasaran. Kami juga bertekad untuk segera deklarasi sebagai desa ODF.
“kami juga sudah membangun rumah dinas untuk petugas kesehatan yang kami
bangun menggunakan dana desa. Perpustakaan desa juga sudah ada, kami juga
sedang membuat website untuk sarana promosi potensi desa. Kami juga akan terus
berjuang untuk menjadi desa mandiri. Ada dua UKM di Jerora Satu yang sudah
mendapatkan sertifikasi halal dari MUI. Kalau ada produk lain akan segera kita
urus sertifikasi halalnya. Karena warga kami sudah mampu mengolah jagung
menjadi mie dan susu” tambah Bertolomeus Rupiyanto
Theresia Anastasia Tenaga Penyuluh yang mendampingi petani di Jerora Satu
menjelaskan bahwa jagung hibrida milik Kelompok Tani “Maju Tani” dalam waktu
105 hari sudah bisa dipanen. “luas tanam mencapai 1,5 hektar, 5 blok. Petani
menggunakan pupuk sekitar 200 kg/ hektar. 1 hektar bisa menghasilkan 1.600
tongkol jagung atau 8,8 ton jagung. 8,8 ton dikalikan 5000/kg akan menghasilkan
44 juta per hektar. 1 tahun bisa 2 kali panen. Jagung dari varietas hibrida ini
lebih tinggi, tahan terhadap hama, bibit gratis dari pemerintah, hemat pupuk,
tahan kalau disimpan, dan peluang pasar lebih menjanjikan” terang Theresia Anastasia
Thanks for reading Mantap, Bupati Sintang Panen Jagung Hibrida Dengan Hasil 8,8 Ton Per Hektar | Labels:
sintang
0 Komentar untuk "Mantap, Bupati Sintang Panen Jagung Hibrida Dengan Hasil 8,8 Ton Per Hektar"