Kamis, 21 November 2019
Published:
Bupati
Sintang dr. H. Jarot Winarno, M. Med. PH membuka acara Seminar Nasional yang di
laksanakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)
Cabang Sintang ST. Agustinus, mengusung tema "Relevansi Pemindahan Ibu
Kota Terhadap Kultur dan Filosofi Masyarakat Asli Kalimantan", di Aula
Kampus STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina, Kelurahan Sengkuang,
Kec. Sintang, Kamis (21/11/19) pagi.
Seminar
Nasional tersebut di hadiri para mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi yang
ada di Kab. Sintang.
Dalam
sambutannya Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan Pemerintah Daerah sangat
menyambut baik terselenggarannya seminar nasional terkait pemindahan Ibu Kota
negara ini. Karena memang menurutnya, pemindahan Ibu Kota ini memang harus di
pikirkan jauh-jauh hari terlebih terkait culture shock atau perubahan
budaya. sehingga relevansi pemindahan Ibu Kota terhadap kultur dan
filosofi masyarakat asli Kalimantan ini benar-benar di perhatikan.
"Jangan
sampai pemindahan ibu kota ini merusak kultur dan filosopi masyarakat asli
kalimantan, sesuai dengan tema yang di angkat, karena itu penting harus menjadi
perhatian, terlebih kita ini adalah pulau budaya"tegas Jarot.
Jarot pun
menceritkan saat Istrinya enam tahun bertugas di daerah Kuching Malaysia, di
mana di daerah tersebut di bagi dua bagian, sebelah kanan merupakan kawasan
umum, bisnis dan lainnya, sementara setelah menyebrang jembatan putra jaya itu
adalah kawasan melayu asli. Jadi selama enam tahun istrinya disana hanya boleh
sewa rumah saja dan tidak boleh membeli proferty yang ada di kawasan tersebut.
"Nah
pengaturan-pengaturan seperti itu nanti sebelum ibu kota di bangun harus kita
atur, mana daerah yang nda boleh orang luar membeli profertinya, agar apa yang
kita inginkan yakni pemindahan ibu kota itu tidak merusak Kultur dan Filosofi
Masyarakat Asli setempat"jelas Jarot.
Selain itu
juga, kata Jarot seperti di daerah Condet Jakarta yang menjadi daerah cagar
budaya masyarakat Betawi, dimana jika ada pembangunan baik itu terkait
perizinan, IMB dan lainnya jika tidak sesuai dengan budaya betawi tidak dikasi
izin.
"Nah
itu hal seperti itu juga harus kita atur pada pemindahan ibu kota nanti sebagai
upaya untuk menjaga kultur dan filosopi masyarakat asli, masyarakat setempat
agar tetap terjaga"terang Jarot.
Jarot pun
berharap hal-hal tersebut menjadi pambahasan dalam seminar yang di laksanakan
ini, terlebih yang hadir merupakan generasi masa depan daerah dan masa depan
bangsa, sehinga dengan demikian mereka bisa mehamai betapa pentingnya menjaga
kultur dan filosopi sebagai masyarakat asli atau setempat.
Ketua
Presidium PMKRI Cabang Sintang ST. Agustinus, Helensia Yuliana Nuni mengatakan
tujuan dari pada seminar nasional ini adalah untuk membicarakan wajah Indonesia
di masa depan terutama terkait pemindahan Ibu Kota sehingga akan memberika
dampak yang baik bagi masyarakat asli, terutama bagi generasi muda terlebih
yang hadir hampir 600 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Kab. Sintang
dan PMKRI dari Pontianak merupakan generasi-generasi muda bangsa.
"Pemindahan
ibu kota buka hanya sekedar pemindahan saja, tapi harus memberikan efek yang
baik, dan kita sebagia generasi muda juga harus memberikan dampak baiknya untuk
pemindahan ibu kota, ibarat sebuah pohon yang kokoh itu memerlukan akar-akar
yang kuat dan sehat. Dimana kita harus menjadi manusia-manusia yang produktif
kedepannya"ungkap Helensia.
Thanks for reading Ratusan Mahasiwa Kumpul, IKuti Seminar Rencana Pemindahan Ibukota Negara, Ini Yang Disampaikan Bupati Sintang | Labels:
sintang
0 Komentar untuk "Ratusan Mahasiwa Kumpul, IKuti Seminar Rencana Pemindahan Ibukota Negara, Ini Yang Disampaikan Bupati Sintang"