Ribuan Pasukan Merah Melakukan Aksi Damai Pembelaan Terhadap Peladang Di Sintang

Ribuan Pasukan Merah Melakukan Aksi Damai Pembelaan Terhadap Peladang Di Sintang


Ribuan Pasukan Merah Melakukan Aksi Damai Pembelaan Terhadap Peladang Di Sintang

Organisasi Tariu Borneo Bangkule Rajang (Pasukan Merah) mengadakan aksi damai pembelaan terhadap peladang yang ditahan.

Pasukan merah hadir dari berbagai kabupaten di kalimantan barat untuk memperjuangkan nasib petani. Yakni Kabupaten Sintang, Melawi, sekadau, Sanggau, landak dan lainnya. Maka jumlah  pasukan merah yang  hadir ribuan orang.

Tariu Borneo Bangkule Rajang (Pasukan Merah) merupakan organisasi pemersatu orang dayak. Organisasi ini digunakan untuk mempertahankan Adat, Tradisi, Budaya, serta kearifan lokal orang dayak yang identik dengan berladang untuk menyambung kehidupan.

Kegiatan orasi dilaksanakan di depan gedung Kejaksaan Negri Sintang. Tidak hanya pasukan merah saja namun di ikuti juga oleh mahasiswa, peladang, DAD, dan yang lainnya kamis, (21/11/19).



Yakobus Kumis  Wakil Ketua DAD Nasional mengatakan bahwa kita semua hadir disini untuk  mengangkat harkat, martabat para peladang. Kita menginginkan kebebasan untuk para peladang yang ditahan.

"Kami bersama bersatu disini untuk menuntut keadilan. Saudara kami pasukan merah yang datang disini pada hari ini belum seberapa. Sudah terdata semua anggota pasukan merah sebanyak 22.000 orang", kata Yakobus Kumis.

Lanjutnya, kami hadir disini dengan kesadaran hati nurani kami sendiri. Kami tidak dibayar, ini juga tidak ada sangkut pautnya dengan politik. Kami murni memperjuangkan para peladang. Kami hadir disini  disentuh oleh roh - roh leluhur nenek moyang kami. Kami bisa hidup sampai hari ini karna moyang, kakek, nenek kami adalah peladang. Sudah ribuan tahun nenek moyang kami berladang. Berladang adalah siklus kehidupan orang dayak karna adalah bagian dari adat istiadat.

Apabila orangtua kami ditahan habislah kehidupan orang dayak. Berladang adalah mini marketnya orang dayak karna disana tidak hanya menanam padi tetapi juga sayur mayur, jagung, serai, kunyit dan banyak lagi lainnya.

"Kami minta keadilan agar  orangtua kami dibebaskan. Jika mereka tidak dibebaskan maka masyarakat dayak seluruh borneo akan serentak turun untuk membela", tegasnya.

"Kami hidup ditanah kami sendiri jangan jadikan kami seperti tamu. Dayak siap mengawal NKRI. Mudah - mudahan ini juga didengar oleh bapak presiden RI", ujarnya.


 "Kegiatan berladang adalah turun temurun masyarakat dayak dari jaman nenek moyang. Ini untuk menyambung hidup. Saya tegaskan peladang itu  bukan penjahat, bukan teroris, bukan koruptor", kata ketua Dewan Adat Dayak (DAD) kabupaten  Sintang Jefray Edward.

Lanjutnya, saya berharap kepada kita semua, agar kita tertib  dalam melaksanakan aksi damai ini. Perjuangan kita ini harus tercapai. Harapan kita pemerintah bukan hanya melakukan tindakan hukum tetapi harus memberikan solusi kita semua para peladang.


"Semoga orasi ini didengarkan para hakim, para jaksa. Kami anak peladang, kamivbukan penjahat dan  bukan anarkis. Kita semua makan nasi, jika kita tidak berladang bagaimana kita mendapatkan nasi yang murni tanpa pengawet, tanpa pewarna", pungkasnya.

Petrus ketua Tariu Borneo Bangkule Rajang (Pasukan Merah) mengatakan bahwa mandau, tangkin, nibung yang kami bawa ini merupakan aksesoris dan bagian dari adat iatiadat kami. Bukan untuk tindakan anarkis. Ini murni aksi damai kita. Karna kita sebagai orang dayak Lahir beradat, nikah beradat, mati pun beradat . Kita disini ber etika ..kita menuntut keadilan terutama untuk para peladangbyang di tahan. Tariuo borneo sudah memberikan surat kepada kapolres untuk mengamankan aksi damai kita.

"Hadirnya Tariu Borneo pasukan merah hari ini bukan untuk meniadakan yang ada, tapi untuk menambah kekuatan yang ada. Hidup para peladang. Kita tidak perlu menurunkan masa terlalu banyak. Ini belum seberap. Tapi kita menginginkan masalah ini harus selesai hari ini.  6 orang peladang harus bebas hari ini juga", kata Petrus.

Lanjutnya, Kita membawa senjata tangkin manfau tombak, ini juga adalah adat. Jangan sampai kita sembarangan menarik mandau. Untuk tangkin, mandau yang tidak memiliki sarung saya minta untuk dililit menggunakan kain merah atau lainnya agar terhindar dari hal - hal yang tidak di inginkan. Kalau kita tidak membela peladang hari ini bearti kita menghianati para leluhur. Sekali lagi saya ingatkan aksi kita pada hari ini adalah aksi damai, tidak boleh anarkis.


"Hukum jangan sampai tumpul ke atas tajam ke bawah. Kita hari membela mereka peladang yang tertindas. Kalau beladang dilarang, tidak ada padi  tidak adak tuak, tidak ada gawai.  Untuk itu kita harus memperjuangkan nasib peladang. Nasib orang dayak, jangan sampai kita menjadi seperti tamu di tanah sendiri. Jaga Adat, budaya, tradisi, bahasa, dan kearifan lokal kita orang dayak. Terutama dalam berladang untuk menyambung kehidupan ini", kata ketua Tariu Borneo Bangkule Rajang Kabupaten Melawi Anton.

Kegiatan aksi damai tidak berlangsung sia - sia, suara dan keinginan masyarakat yang mengikuti aksi damai terkabulkan sehingga 6 orang peladang yang ditahan pun bebas.

Thanks for reading Ribuan Pasukan Merah Melakukan Aksi Damai Pembelaan Terhadap Peladang Di Sintang | Labels: sintang
0 Komentar untuk " Ribuan Pasukan Merah Melakukan Aksi Damai Pembelaan Terhadap Peladang Di Sintang"

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.